Sabtu 17 Oct 2020 05:13 WIB

Cerita dokter Tirta, Dari Atheis Sampai Jadi Mualaf

Siapa yang tidak kenal dengan Tirta Mandira Hudhi yang juga mualaf

Rep: viva.co.id/ Red: viva.co.id
dokter Tirta
dokter Tirta

VIVA – Siapa yang tidak kenal dengan Tirta Mandira Hudhi atau yang akrab disapa dokter Tirta. Meski tampil dengan sosok yang arogan dan menggebu-gebu ternyata ada cerita pilu dalam kehidupan dr Tirta. 

Dalam acara Saatnya Perempuan Bicara di tvOne, dr Tirta sempat menceritakan kehidupannya. Ia menceritakan sempat menjadi atheis, hingga akhirnya menjadi mualaf dan memeluk agama Islam. 

Tirta ternyata lahir dalam kondisi yang kurang mengenakan. Ia dibesarkan dalam keluarga yang memiliki keberagaman keyakinan. Sang ayah memeluk agama Islam dan ibunya merupakan non muslim.

Baca juga: Dr Tirta: Ada 2 Hal Tak Terpisahkan untuk Cegah COVID-19

"Aku lahir dalam kondisi yang jujur enggak enak ya. Bapakku adalah seorang petani, dia Jawa dan Muslim. Ibuku keturunan Chinese, dia lulusan pertanian tapi karena enggak ada duit, dia jadi karyawan bank juga tapi Non Muslim. Mereka nikah melahirkan aku anak tunggal karena enggak ada duit juga jadi anaknya cuma satu doang," ujar Tirta dalam acara tersebut dikutip VIVA, Jumat, 16 Oktober 2020.

Cerita Tirta akhirnya menjadi atheis dimulai saat tragedi 98. Keluarganya mengalami hal-hal buruk hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjadu atheis. 

"Yang dari situ aku ngerasain tragedi 98 di Solo, pada waktu itu nyokap loncat dari lantai 2 Bank, pilihannya cuma dua mati dibakar atau loncat, nyokap pilih loncat. Dari situ aku tahu tentang rasialisme, SARA, agama, dan aku memutuskan untuk atheis dari dulu SD, SMP, SMA," katanya. 

Perubahan mulai dirasakan Tirta saat ia menginjak bangku kuliah. Tirta yang saat itu berkuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) bertemu dengan berbagai karakter yang akhirnya membuatnya memutuskan untuk menjadi mualaf dan memeluk agama Islam. 

"Cuma ketika aku masuk UGM, aku ketemu dengan berbagai macam orang karakter, kalau kita di kampus itu banyak kawan dari suku mana, suku mana. Dari situ aku terbuka dan aku memutuskan untuk mualaf di usia 23 tahun dan ya sudah, aku bisa menghargai agama lain Jadi sekarang kalau ada orang beribadah atau apa, aku tidak langsung close minded ya, dari situ aku respect," katanya.

Baca juga: Bicara Lantang Soal COVID-19, dr Tirta Ikhlas Jika Dipenjarakan?

Kini ada satu cita-cita dari Tirta yang belum juga terealisasikan. Ia ingin membangun sebuah rumah sakit yang dapat mewadahi dokter-dokter muda atau yang baru lulus kuliah untuk bisa mendapatkan pengalaman kerja yang baik. 

"Aku masih punya satu cita-cita yang belum kesampaian aku mau buat rumah sakit dari duitku sendiri dimana itu mewadahi dokter-dokter muda yang fresh graduate dan bisa berguna untuk rakyat yang gak ada duit," kata Tirta. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan viva.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab viva.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement