Sabtu 17 Oct 2020 05:51 WIB

Survei: Orang Indonesia Optimistis Ekonomi akan Meningkat

Optimisme ini bisa jadi referensi bagi pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Pejalan kaki melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta (ilustrasi). Berdasarkan sebuah survei, dibandingkan dengan warga negara Asia Tenggara lainnya, orang Indonesia adalah yang paling optimistis ekononi akan kembali meningkat.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pejalan kaki melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta (ilustrasi). Berdasarkan sebuah survei, dibandingkan dengan warga negara Asia Tenggara lainnya, orang Indonesia adalah yang paling optimistis ekononi akan kembali meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 sangat mepengaruhi perekonomian berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Meski begitu, masyarakat Indonesia masih optimistis ekonomi akan membaik kelak.

Berdasarkan hasil survei terbaru Ipsos, mayoritas masyarakat di Asia Tenggara merasa situasi ekonomi di negara mereka tidak baik, bahkan sangat buruk. Hasil survei di Indonesia menunjukkan bahwa 57 persen masyarakat merasa situasi perekonomian Indonesia dalam keadaan buruk, dan 17 persen lainnya merasa sangat buruk. 

Baca Juga

Dibandingkan dengan hasil survei pertama pada Mei 2020, dimana sebagian besar negara menerapkan larangan dan pembatasan ketat, Asia Tenggara melaporkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat, khususnya untuk Indonesia dan Filipina yang paling menunjukkan peningkatan signifikan. 

Untuk Indonesia, pada hasil survei gelombang pertama, 84 persen responden mengaku merasakan penurunan pendapatan. Sedangkan pada survei gelombang kedua ini, sebanyak 74 persen responden merasakan penurunan pendapatan mereka, yang mana persentase ini turun 10 persen dibandingkan hasil survei gelombang pertama pada Mei lalu. 

Di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia muncul sebagai negara paling optimistis akan adanya perbaikan ekonomi pada enam bulan ke depan dibandingkan negara lain dengan persentase 75 persen, disusul oleh Vietnam sebesar 54 persen, dan Filipina 50 persen. Sedangkan mayoritas masyarakat Singapura justru merasa pesimis dan hanya 28 persen yang berharap perekonomian dalam negeri mereka akan meningkat.

Ketika survei gelombang kedua ini dilakukan, DKI Jakarta sebagai Ibu Kota dan pusat mayoritas aktivitas bisnis, sedang dalam status penerapan PSBB ketat kedua. "Bila dilihat dari hasil survei yang ada, penerapan PSBB ini tidak berpengaruh secara signifikan pada optimisme masyarakat terhadap situasi kondisi ekonomi di Indonesia," kata Managing Director Ipsos in Indonesia, Soeprapto Tan melalui keterangan resminya, Jumat (16/10). 

Soeprapto berharap optimisme ini bisa menjadi momentum dan referensi untuk pemerintah pusat maupun provinsi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2020. Tentunya, dengan berbagai stimulus ekonomi yang sedang ataupun akan dijalankan sebagai upaya Pemerintah terlepas dari ancaman resesi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement