Senin 19 Oct 2020 06:50 WIB

'Uji Klinis Vaksin Sinovac Berjalan Baik'

Semua relawan diharap selesai mendapatkan 2 kali suntikan dalam dua bulan mendatang.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Manajer Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Inovasi dan Kerjasama FK Unpad Profesor Kusnandi Rusmil menyampaikan pemaparan saat jumpa pers uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Penddikan (RSP) Unpad, Jalan Prof. Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7). Sebanyak 2.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, China, tiba di Indonesia. Vaksin tersebut akan diuji klinis kepada 1.620 sukarelawan yang berlangsung selama enam bulan di laboratorium milik PT Bio Farma (Persero) dan tim Fakultas Kedokteran Unpad. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Manajer Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Inovasi dan Kerjasama FK Unpad Profesor Kusnandi Rusmil menyampaikan pemaparan saat jumpa pers uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Penddikan (RSP) Unpad, Jalan Prof. Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7). Sebanyak 2.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, China, tiba di Indonesia. Vaksin tersebut akan diuji klinis kepada 1.620 sukarelawan yang berlangsung selama enam bulan di laboratorium milik PT Bio Farma (Persero) dan tim Fakultas Kedokteran Unpad. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Uji klinis tahap III vaksin virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) buatan perusahaan Cina, Sinovac Biotech di Bandung, Jawa Barat berjalan baik dan lancar hingga Ahad (18/10). Uji klinis akan dipantau selama enam bulan sejak vaksin pertama kali disuntikkan ke relawan.

"Sejauh ini berjalan baik, aman, dan tidak ada reaksi termasuk alergi. Sekarang belum ada yang sakit," ujar Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil saat dihubungi Republika, Ahad (18/10).

Dia mengatakan, 1.620 relawan vaksin Covid-19 belum mengalami kendala yang berarti. Para relawan ini dijadwalkan mendapatkan dua kali suntikan vaksin ini. Pihaknya mencatat, relawan yang sudah mendapatkan dua kali injeksi vaksin sekitar 600 orang dan perkembangannya diikuti sejak mereka pertama kali mendapatkan suntikan pada 11 Agustus 2020 lalu. 

Dikatakan dia, semua relawan diharapkan selesai mendapatkan dua kali suntikan dalam dua bulan mendatang. Kemudian, perkembangan para relawan akan diikuti selama enam bulan semenjak mendapatkan ķinjeksi pertama. 

Kata Kusnandi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan melakukan audit penilaian hasil vaksin ini. Dan jika lolos, maka vaksin akan diproduksi massal beredar di masyarakat. 

Kendati demikian, dia tidak mau berandai-andai dengan hasil akhir uji klinis vaksin ini. "Dilihat saja dulu hasil uji klinisnya. Karena waktu kan terus berjalan," katanya.

Oleh karena itu, dia meminta, masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan melakukan 3M yaitu menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun meski vaksin Sinovac telah hadir. Sebab, ia menyebutkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan 80 persen dari total penduduk Indonesia harus divaksin untuk mendapatkan kekebalan kelompok atau herd immunity, sedangkan 20 persen sidanya belum mendapatkan vaksin. 

Padahal, dia menambahkan, jumlah penduduk Indonesia sekitar 270 juta dan per orang harus mendapatkan dua kali suntikan.  " Artinya butuh lebih dari 500 juta dosis dan butuh waktu berapa lama," ujarnya.

Walau Kusnandi optimistis seluruh masyarakat Indonesia nantinya bisa diimunisasi pascavaksin ditemukan, ia meminta masyarakat tak mengabaikan protokol kesehatan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement