REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin mengakui, Sungai Ciliwung yang mengaliri wilayahnya yang menjadi tempat pembuangan sampah harus mendapatkan penanganan serius. Kendati demikian, penanganan Sungai Ciliwung harus menyeluruh yaitu dari hulu, tengah, hingga hilir.
Menurut Ade, Sungai Ciliwung mengaliri Kabupaten Bogor sampai Jakarta harus mendapat penanganan serius karena banyaknya oknum yang membuang limbah dan sampah di tempat ini. "Kalau di hulu saja diurus, bukan bagian tengah juga salah. Jadi saya rasa penanganan Ciliwung dari hulu ke hilir," katanya saat berbicara di konferensi virtual BNPB Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi, Selasa (20/10).
Oleh karena itu, ia mengaku pihaknya sudah melakukan operasi limbah dan mengklaim masyarakat kini tidak kembali membuang sampah di tempat ini. "Ini sudah kami lakukan, tetapi harus dikawal di lapangan hingga ranah hukum dan pengadilan," ujarnya.
Di lain pihak, Ade juga mengajak masyarakat juga ikut turun tangan menangani masalah ini, termasuk menggalakkan desa sungai. Artinya, selain sungai bisa dikelola menjadi tempat arung jeram, Ade menyebutkan masyarakat juga tidak mungkin membiarkan sungai ini kotor. Selain itu ia juga meminta masyarakat bisa menanami pohon di sekitar sungai supaya area Sungai Ciliwung bersih dan rindang seperti kawasan Ciawi.
Adapun pendanaan desa ini, dia melanjutkan, bisa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Sebab, ia menyebutkan setiap desa bisa mendapatkan Rp 1 miliar dari dana desa. Kemudian dana ini bisa dialokasikan untuk membangun infrastruktur desa, termasuk Sungai Ciliwung untuk dijadikan tempat pariwisata. Jika program ini berhasil dilakukan, ia optimistis persoalan limbah dan sampah di Sungai Ciliwung bisa selesai seperti Cikeas dan Cileungsi. Bahkan, ia menyebut air Sungai Cikeas dan Cileungsi bahkan bisa dikelola menjadi air minum seperti di Bekasi, Jawa Barat.