Selasa 20 Oct 2020 16:48 WIB

Makmur Makka Serahkan Arsip Pendirian Republika pada ANRI

Penyerahan arsip ini ke ANRI diharapkannya bisa menjaga keamanan suart-surat tersebut

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Mantan Pemimpin Redaksi Republika Andi Makmur Makka berbincang dengan Perwakilan Arsiparis dari Arsip Nasional Republika Inonesia (ANRI) saat menyerahkan dokumen-dokumen awal pendirian Republika di Jakarta, Selasa (20/10). Dokumen-dokumen tentang awal pendirian republika milik pribadi itu serahkan ke ANRI sebagai bukti-bukti sejarah dan untuk menyelamatkan arsip.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika
Mantan Pemimpin Redaksi Republika Andi Makmur Makka berbincang dengan Perwakilan Arsiparis dari Arsip Nasional Republika Inonesia (ANRI) saat menyerahkan dokumen-dokumen awal pendirian Republika di Jakarta, Selasa (20/10). Dokumen-dokumen tentang awal pendirian republika milik pribadi itu serahkan ke ANRI sebagai bukti-bukti sejarah dan untuk menyelamatkan arsip.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Pemimpin Redaksi Republika, Andi Makmur Makka memberikan sejumlah arsip pendirian Harian Republika sekaligus catatan Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Kegemarannya mengumpulkan catatan, surat, dan foto-foto sejak masa lalu menghasilkan arsip sejarah yang berharga.

Makka mengatakan, catatannya bersama BJ Habibie sejak 1978, termasuk ketika pendirian Republika masih tersimpan rapi di kediamannya. "Saya selalu menghargai sejarah, jadi hal-hal begitu tidak saya luputkan. Saya simpan sampai ada yg dimakan rayap," kata Makmur, saat memberikan sejumlah catatan arsip kepada ANRI, di Habibie Center, Selasa (19/10).

Di dalam arsip tersebut, terdapat surat-surat resmi ketika Harian Republika akan didirikan beserta catatan-catatan persiapannya. Salah satu di antaranya adalah Pemimpin Redaksi Republika pertama, Parni Hadi membuat persiapan surat menyurat dan apa saja yang dibutuhkan Republika nantinya.

Selain itu, Makka juga memberikan catatan-catatan pencapaian Republika selama menjadi salah satu surat kabar nasional. "Laporan kami pernah mencapai 131 ribu oplah itu saya kasih, karena sejarah. Jaman dulu kita pernah 131 ribu. Penjualan terbesar itu," kata dia menambahkan.

Makka juga memberikan dokumentasi ketika ia aktif sebagai pemimpin redaksi, bersama sejumlah pejabat pada masa itu. Termasuk juga bagaimana peran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan hubungannya dengan Republika hingga akhirnya dapat terbit pertama kali pada 4 Januari 1993.

Penyerahan arsip ini ke ANRI diharapkannya bisa menjaga keamanan suart-surat tersebut. Sebab, Makka menjelaskan ia memiliki banyak sekali arsip bermuatan sejarah yang perlu dijaga dengan baik. Adanya ANRI, dinilai Makka dapat menjaga keberadaan arsip-arsip yang dimilikinya.

"Suatu waktu saya nggak ada, kan numpuk. Saya punya kardus banyak sekali. Kalau ANRI kan memiliki penyimpanan yang baik," kata Makka.

Selain catatan pendirian Republika dan hubungannya dengan ICMI serta BJ Habibie, Makka juga memberikan arsip terkait perjalanan BJ Habibie sejak menjadi menteri. Ia mengisahkan berbagai keseruan ketika harus ikut dengan Presiden ke-3 Indonesia tersebut. Semua catatan ia simpan termasuk waktu dan jam perjalanan BJ Habibie keluar negeri.  

Sementara itu, Arsiparis ANRI Mudanto mengatakan pihaknya melakukan akuisisi terhadap arsip BJ Habibie yang disimpan oleh Makka sejak 2019. Peran Makmur Makka menjadi salah satu pendiri Republika menjadi khazanah penting bagi ANRI.

"Salah satu peran Pak Makmur Makka melahirkan Republika, ICMI, dan Cides. Itu juga jadi khazanah kami. Jadi, dari khazanah Pak Makmur Makka akan menggambarkan peran ICMI. Maka kami ingin menyelamatkan arsip Pak Makmur Makka secara utuh," kata Mudanto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement