REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam mendorong perguruan tinggi untuk terus lakukan riset menangani Covid-19. Nizam mengatakan, selama enam bulan terakhir lebih dari 1.000 inovasi datang dari berbagai perguruan tinggi.
"Banyak darinya telah berada pada tahap produksi. Misalnya ventilator, sudah lebih dari 10 prototipe dibuat oleh perguruan tinggi dan sudah dipakai di banyak rumah sakit," kata Nizam, dalam seminar internasional The Future of Indonesia Higher Education Throughout Covid-19 and Beyond, dipantau di Youtube Ditjen Dikti, Selasa (19/10).
Terjadinya pandemi telah mengakselerasi perkembangan teknologi dan inovasi, khususnya di bidang kesehatan. Sejumlah perguruan tinggi juga telah mengembangkan alat medis dan obat-obatan yang sudah berada dalam tahap produksi. Menurut Nizam, situasi pandemi seperti ini juga mempersiapkan mahasiswa Indonesia menjadi pembelajar mandiri sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan abad 21.
Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Aris Junaidi menyampaikan tantangan yang dihadapi pendidikan tinggi pada era Revolusi Industri 4.0, Society 5.0, dan pandemi Covid-19. Tantangan terbesar menurutnya adalah belajar untuk mandiri.
"Selain tantangan tersebut, ada tantangan lain yaitu 21st century skills for students yang mana kita harus menyiapkan berbagai macam keterampilan untuk para mahasiswa. Jadi para sarjana di masa depan akan bersaing dengan baik secara global," kata dia.