Kamis 22 Oct 2020 00:55 WIB

Ekspor Garmen dari Asia Turun Hingga 70% Akibat Pandemi

Riset ILO soroti dampak Covid-19 terhadap industri garmen di segala tingkatan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja perempuan memproduksi alat pelindung diri sebuah perusahaan garmen. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/M RISYAL HIDAYAT
Pekerja perempuan memproduksi alat pelindung diri sebuah perusahaan garmen. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Riset terbaru yang dilakukan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO) menunjukkan nilai ekspor produk garmen dari negara-negara produsen di Asia turun hingga 70% di paruh pertama 2020 akibat pandemi Covid-19.

Penurunan yang tajam itu disebabkan oleh anjloknya permintaan konsumen, langkah penutupan wilayah atau lockdown yang diambil pemerintah, serta gangguan pada impor bahan mentah yang sangat diperlukan untuk produksi garmen.

"Riset ini menyoroti dampak luar biasa dari Covid-19 terhadap industri garmen di segala tingkatan," kata Chihoko Asada Miyakawa, Direktur Regional ILO untuk Asia-Pasifik, dalam keterangan pers pada Rabu.

"Menjadi vital bahwa pemerintah, buruh, karyawan, dan pemangku kepentingan lain dalam industri ini bekerja sama untuk menavigasi kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini serta membantu menciptakan masa depan yang lebih berpusat pada manusia untuk industri ini," kata Miyakawa menambahkan.