REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pemimpin rezim Suriah Bashar al-Assad menuntut pencabutan sanksi dan penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari negara itu sebagai imbalan atas pembebasan dua warga Amerika.
Mengutip seorang pejabat Lebanon, majalah Newsweek melaporkan bahwa direktur Keamanan Umum Lebanon Mayor Jenderal Abbas Ibrahim mengunjungi Washington pada Kamis dan membawa informasi tentang jurnalis Amerika Austin Tice dan petugas kesehatan Suriah-Amerika Majd Kamalmaz.
Tice hilang saat meliput perang di negara itu pada 2012, dan Kamalmaz, seorang psikoterapis, diyakini telah diculik oleh pasukan Suriah setelah ditahan di sebuah pos pemeriksaan di Damaskus pada 2017.
"Ibrahim bertemu dengan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Robert O'Brien selama sekitar empat jam dalam sebuah diskusi yang menyampaikan tuntutan Suriah untuk negosiasi mengakhiri ketidakpastian tentang keberadaan dua pria yang ditangkap itu," kata laporan itu.
Pejabat Lebanon dan sumber Suriah yang mengetahui diskusi tersebut mengonfirmasi bahwa pemerintah Assad sedang mengupayakan kesepakatan dengan pemerintahan Presiden Donald Trump tentang pencabutan sanksi AS dan penarikan pasukan yang dikerahkan di garnisun Al-Tanf, menurut laporan Newsweek.
Berita itu muncul beberapa hari setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa Kash Patel, wakil asisten Trump dan pejabat tinggi kontra-terorisme Gedung Putih, bertemu dengan pejabat dari pemerintah Assad awal tahun ini.
Pembicaraan rahasia itu bertujuan untuk pembebasan Tice dan Kamalmaz.
Pembicaraan terakhir yang diketahui antara Gedung Putih dan pejabat Suriah di Damaskus terjadi pada 2010 dan AS memutuskan hubungan dengan Suriah pada 2012 untuk memprotes tindakan keras Assad terhadap para pengunjuk rasa yang menyerukan turunnya rezim Assad.