Jumat 23 Oct 2020 08:26 WIB

Pengamat Respons Politisasi Vaksin Covid-19 China di Brasil

Pengamat hubungan internasional menilai Indonesia tak akan politisasi vaksin Sinovac

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Vaksin untuk COVID-19 ditampilkan selama kunjungan ke pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9). SinoVac, salah satu perusahaan farmasi China yang memproduksi kandidat vaksin COVID-19. Perusahaan farmasi terkemuka tersebut mengatakan vaksinnya akan siap pada awal 2021 untuk distribusi di seluruh dunia termasuk AS AP Photo / Ng Han GuanGaleri Foto
Foto: AP Photo / Ng Han Guan
Vaksin untuk COVID-19 ditampilkan selama kunjungan ke pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9). SinoVac, salah satu perusahaan farmasi China yang memproduksi kandidat vaksin COVID-19. Perusahaan farmasi terkemuka tersebut mengatakan vaksinnya akan siap pada awal 2021 untuk distribusi di seluruh dunia termasuk AS AP Photo / Ng Han GuanGaleri Foto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di Brasil, vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan farmasi asal China Sinovac berkembang menjadi isu politik yang hangat. Isu politisasi mencuat setelah adanya pernyataan dari Presiden Jair Bolsonaro yang menolak produk tersebut.

Hal ini dipandang sarat kepentingan politik dirinya yang sejak awal terlihat menganggap remeh pandemi, meski negaranya menjadi salah satu yang terdampak besar dengan wabah.

Baca Juga

Bolsonaro mengaku tak ingin membeli vaksin dari Sinovac karena tak ingin warga Brasil menjadi kelinci percobaan. Ia diyakini bersikap demikian terkait rivalitas politik dengan Gubernur Sao Paulo, Joao Doria. Sejak awal pandemi Covid-19, keduanya sering berseberangan.

Di Indonesia, muncul kekhawatiran vaksin Covid-19 juga dapat dikaitkan dengan isu politik seperti Brasil. Hal ini mengingat vaksin eksperimental yang sedang dalam uji klinis di Indonesia berasal dari Sinovac. Rencananya sekitar 340 juta dosis akan diberikan dalam program vaksin nasional pada 2021.

Meski demikian, pengamat hubungan internasional Suzie Sudarman mengatakan hal tersebut mungkin tidak akan terjadi. Ia menilai banyak masyarakat di Indonesia yang percaya dengan para ilmuwan terkait dengan produksi vaksin yang dilakukan saat ini di Tanah Air.

“Kita percaya dengan scientist. Selain itu, juga tidak akan terlalu jauh beda vaksin ini dengan vaksin dari Barat yang juga kita beli,” ujar Suzie kepada Republika, Kamis (22/10).

Suzie lebih lanjut mengatakan hal yang terjadi di Brasil mungkin tak akan terjadi di Indonesia karena pada dasarnya vaksin dipandang oleh masyarakat kita bukan sebagai obat pemusnah massal. Vaksin Covid-19 juga menjadi produk yang ditunggu-tunggu bahkan dianggap sebagai satu-satunya jalan untuk menghentikan pandemi di dunia saat ini.

Sinovac Biotech Ltd dan PT Bio Farma (Persero) telah menandatangani perjanjian awal untuk pembelian dan pasokan CoronaVac pada akhir Agustus 2020. Dalam perjanjian tersebut, Sinovac berkomitmen menyediakan pasokan sebanyak 40 juta dosis produk CoronaVac setengah jadi pada rentang November hingga Maret 2021.

Hal itu memungkinkan penjualan lebih lanjut sepanjang tahun depan. Sinovac mengatakan Indonesia menjadi pemesan vaksin Covid-19 terbesar dalam pembelian vaksin CoronaVac.

Seperti dilaporkan sebelumnya, Pemerintah Indonesia menjadwalkan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat di awal 2021. Sejauh ini selain Sinovac, vaksin yang sedang dalam tahap uji klinis di Indonesia berasal dari AstraZeneca, perusahaan farmasi asal Inggris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement