Jumat 30 Oct 2020 05:25 WIB

Jatim Tingkatkan Tracing Covid-19 saat Libur Panjang

Jika protokol kesehatan pada masa libur panjang diabaikan, muncul klaster baru

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Penumpang Kereta Api Turangga tujuan Surabaya Gubeng bersiap menaiki kereta di Stasiun Gambir, Jakarta, Kamis (20/8/2020). PT Kereta Api Indonesia Daop 1 menambah perjalanan kereta api menjadi 27 keberangkatan per hari untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada libur panjang Tahun Baru Islam 1442 Hijriah.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Penumpang Kereta Api Turangga tujuan Surabaya Gubeng bersiap menaiki kereta di Stasiun Gambir, Jakarta, Kamis (20/8/2020). PT Kereta Api Indonesia Daop 1 menambah perjalanan kereta api menjadi 27 keberangkatan per hari untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada libur panjang Tahun Baru Islam 1442 Hijriah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Herlin Ferliana menyatakan akan meningkatkan upaya pelacakan atau tracing pasien terkonfirmasi positif Covid-19 saat libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW. Peningkatan pelacakan diakuinya sebagai upaya untuk mengantisipasi lonjakan penambahan pasien baru Covid-19 di wilayah setempat. Apalagi Jatim punya pengalaman buruk pada libur lebaran dan peringatan HUT RI. Dimana setelahnya jumlah pasien positof Covid-19 mengalami lonjakan signifikan.

"Kami akan meningkatkan upaya pelacakan (tracing), pemeriksaan, hingga penanganan Covid-19," ujar Herlin, Kamis (29/10). Pemerintah Provinsi Jawa Timur diakuinya memang memasang alarm sebagai bentuk kewaspadaan terjadinya peningkatan pasien Covid-19 saat libur panjang. Herlin pun mewanti-wanti agar para pelaku wisata terus disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat. 

Herlin mengaku telah menginstruksikan untuk meningkatkan ketersediaan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS), memakai masker dan menjaga jarak pada tempat-tempat atau fasilitas umum."Yang terpenting protokol kesehatan selama libur panjang ini wajib diterapkan dengan ketat," ujarnya. 

Herlin mengatakan, pihaknya juga telah meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap protokol kesehatan pada pusat perbelanjaan, tempat wisata, rumah ibadah, stasiun, bandara, terminal hingga tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Selain itu, Pemprov Jatim juga telah menerbitkan surat edaran yang isinya menekankan pada peningkatan kedisiplinan terhadap Prokes.

"Kami sudah memberikan surat edaran kepada dinas kesehatan kabupaten/kota agar terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tetap patuh terhadap 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak," kata dia. 

Herlin khawatir, jika protokol kesehatan pada masa libur panjang diabaikan, muncul klaster baru. Herlin memprediksi pada libur kali ini pergerakan masyarakat akan sangat banyak. Apalagi beberapa destinasi wisata di Jatim memang memiliki daya tarik bagi wisatawan.

"Untuk lokasi wisata kami mengimbau selain ada pembatasan jumlah pengunjung juga harus ada pembatasan jam kunjungan. Sedangkan untuk hari besar keagamaan diupayakan untuk tidak menggelar Tabligh Akbar," ujarnya.

Sejauh ini, kata Herlin, angka positivity rate atau rata-rata pasien positif dari jumlah yang dites di Jatim turun menjadi 7-8 persen. Cukup jauh bila dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 31 persen, tepatnya pada Juli 2020. "Tentunya upaya ini akan berjalan dengan baik jika didukung oleh peran serta masyarakat," kata dia. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement