REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN— Anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, Mohammad Ali Al-Houthi, mengatakan bahwa orang-orang Yaman akan melawan penghinaan Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap Islam.
Dia bahkan mengancam akan menggerakkan massa besar di ibu kota Sanaa. Di sisi lain, Al-Houthi, dalam kunjungannya ke Al-Sabeen Square di ibu kota, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam mempersiapkan perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
"Rakyat Yaman selalu membuat gambaran yang bagus tentang dunia yang terus merayakan kelahiran Nabi meskipun blokade diberlakukan koalisi pimpinan Arab Saudi," ujarnya.
Al-Houthi juga mengimbau orang-orang Yaman untuk berkumpul dalam jumlah besar dan keramaian dalam perayaan kelahiran Nabi di Sanaa.
Sementara itu, Kamis (29/10) hari ini, Charlie Hebdo, surat kabar pekanan Prancis, menampilkan karikatur Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan seorang wanita berhijab setengah telanjang dengan tulisan, "Erdogan, secara pribadi dia lebih menyenangkan."
"Saya mengutuk publikasi tidak bermoral kain Prancis yang tidak dapat diperbaiki ini tentang presiden kami," ujar Wakil Presiden Turki Fuat Oktay di Twitter, menyerukan komunitas internasional untuk berbicara dan menentang sampul baru tabloid kontroversial itu.
Hubungan Turki dan Prancis terus memanas sejak keterlibatan keduanya dalam konflik Nagorno-Karabakh, ditambah insiden dipenggalnya Samuel Paty, seorang guru sejarah Prancis beberapa hari lalu. Paty diketahui dibunuh oleh seorang ekstremis Islam Chechnya di Prancis beberapa hari setelah Paty menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.