Jumat 30 Oct 2020 13:04 WIB

Pandemi, AS tak akan Kembali ke Kondisi Normal Hingga 2022

Adanya vaksin tak akan membuat kondisi sepenuhnya normal, seperti sebelum pandemi.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Ahli penyakit menular dr Anthony Fauci menyebut Amerika Serikat tak akan kembali ke kondisi normal dalam waktu dekat. Setidaknya itu baru terwujud pada 2022.
Foto: EPA
Ahli penyakit menular dr Anthony Fauci menyebut Amerika Serikat tak akan kembali ke kondisi normal dalam waktu dekat. Setidaknya itu baru terwujud pada 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci mengatakan, dosis paling awal dari vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) mungkin akan mulai tersedia pada Desember mendatang. Namun, ia memprediksi bahwa adanya vaksin tidak akan membuat kondisi sepenuhnya normal, seperti sebelum pandemi terjadi.

"Bahkan dengan vaksin yang benar-benar bagus, saya prediksi pemakaian masker sebagai salah stau upaya mencegah Covid-19 akan terus berlanjut hingga kuartal ketiga atau keempat pada 2021," ujar Fauci dalam sebuah wawancara dengan Direktur National Institutes of Health, Francis Collins, dilansir New York Post, Jumat (30/10).

Baca Juga

Fauci mengatakan, setelah waktu itu, kemajuan secara bertahap terjadi dan mungkin sepenuhnya terwujud pada 2022. Ia menegaskan bahwa semua orang mungkin masih harus menempuh jalan panjang.

Fauci memaparkan waktu pemulihan yang dianggap paling menyeluruh tersebut selagi AS sedang mengalami 70 ribu kasus Covid-19 terbaru dan sekitar 800 kematian setiap hari. Kabar baiknya adalah saat ini lebih dari 100 ribu orang Amerika berpartisipasi dalam enam uji coba vaksin tahap akhir yang menjanjikan, di mana vaksin dari perusahaan farmasi Moderna dan Pfizer paling dekat dengan garis akhir.

Para peserta uji coba sedang dipantau dengan ketat untuk melihat apakah mereka menderita komplikasi dan apakah mereka menunjukkan kemungkinan yang tinggi untuk menghindari Covid-19. Data uji coba harus memenuhi beberapa tingkat persetujuan independen, termasuk dari Food And Drug Administration (FDA), sebelum vaksin tersedia untuk penggunaan publik.

Meski begitu, sebagian besar waktu mulai tahun depan akan terpakai untuk mendistribusikan vaksin sesuai dengan urutan prioritas yang ditetapkan oleh Committee on Immunization Practices and the National Academy of Medicine di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Fauci mengatakan gelombang pertama orang-orang yang akan menerima vaksin COvid-19 adalah petugas perawatan kesehatan disusul orang-orang yang terlibat dalam infrastruktur kritis masyarakat.

Berikutnya adalah orang-orang dengan penyakit kronis. Baru setelah itu, orang tua yang tidak memiliki kondisi yang mendasarinya.

"Peluncuran vaksin Covid-19 akan memakan banyak waktu pada tahun depan dan baru setelah itu pembatasan penuh mulai dicabut," tuturnya.

Di lain sisi, Fauci memberikan gambaran mengenai kondisi di AS dengan adanya vaksin yang manjur. Pada tingkat populasi, negara itu akan melakukan relaksasi bertahap dari beberapa langkah kesehatan masyarakat yang ketat.

"Saya dapat meramalkan bahwa bahkan dengan vaksin yang sangat bagus pun, pemakaian masker itu akan terus berlanjut hingga kuartal ketiga atau keempat tahun 2021, kemudian akan ada perkembangan bertahap dan bertahap menuju normalitas,” jelas Fauci.

Fauci menyebut beberapa contohnya. Restoran, misalnya, tetap tidak akan bisa beroperasi dalam ruangan, dengan kapasitas sedang atau penuh.

Bioskop kemudian akan dapat menampung pengunjung tidak dengan kapasitas penuh. Acara olahraga juga disebut akan memiliki penonton yang sangat mungkin dalam jumlah yang bertingkat sehubungan dengan kapasitas.

“Sehingga pada akhirnya, saat kita bisa mengendalikannya, kita akan mulai mendekati apa yang kita sebut normal. Saya tidak berpikir ini akan berada pada level di mana tidak ada tindakan yang diterapkan sampai kita mencapai setidaknya akhir 2021,” kata Fauci.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement