Sabtu 31 Oct 2020 13:51 WIB

IDI Kritik Capaian Test Covid-19 di Bawah 30 Ribu

Menurut IDI, target 30 ribu merupakan jumlah yang tak banyak.

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas medis saat beraktivitas di laboratorium kontainer di RSKD Duren Sawit, Jakarta.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas medis saat beraktivitas di laboratorium kontainer di RSKD Duren Sawit, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Satgas IDI Zubairi Djoerban mempertanyakan kemampuan testing Covid-19 di Indonesia yang tak sampai target harian. Padahal, target 30 ribu testing per hari yang dicanangkan Presiden Jokowi, kata dia, merupakan jumlah yang tak banyak.

"Iya masa ga bisa tercapai, katanya alat dan dana ada banyak,’’ ucap dia.

Baca Juga

Dia menyebut, alasan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menyebut libur akhir pekan menjadi penyebabnya, adalah alasan kurang rasional. Apalagi, jika menyangkut kemerosotan testing yang mencapai 10 ribu spesimen dari target awal.

"Sabtu-Ahad libur katanya, ya memang di manapun seperti itu. Tapi kan bisa ada solusinya. Misal diberi insentif, sehingga pegawai atau teknisi mau masuk,’’ katanya.

Lanjutnya, tes yang ideal di Indonesia, setidaknya mencapai angka 30-50 ribu per harinya. Hal itu, ditujukan agar tracing, karantina dan pencegahan lainnya bisa dilakukan secara masif, jika diketahui siapa yang telah positif Covid-19.

Zubairi juga menyebut, menjelang akhir dari libur panjang ini, testing seharusnya bisa lebih dimasifkan juga. Bukan malah ada penurunan dari rata-rata 30 ribuan menjadi 20 ribuan.

‘’Iya itu, harusnya bisa 50 ribu atau lebih,’’ katanya.

Dia membandingkan testing di Indonesia dengan China, yang memang kasus di negeri tirai bambu itu telah melandai sejak lama.

Beijing, kata dia, sempat menerima laporan kasus baru. Namun, jumlah testing dan kesigapan di Beijing ia sebut sangat baik, sehingga kasus tertahan dan perlahan menghilang.

‘’Waktu ada kasus baru di Beijing, tes harian awalnya 50 ribu, lalu 100 ribu, berlanjut ke 300 ribu per hari. Bahkan, sempat di atas satu juta tes per hari. Itu Beijing saja, bukan China.’’ ungkap dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyebut, jumlah testing turun saat libur akhir pekan, Sabtu-Ahad. Hal itu, ditegaskan menyangkut merosotnya jumlah testing Covid-19 harian hingga 10 ribuan tes.

Diketahui pada Ahad (25/10) testing harian hanya mencapai 18.992 orang. Tak hanya itu, kemarin, pemeriksaan spesimen harian hanya mencapai 24.854 orang, dengan kasus positif 2.897 orang.

Padahal, pada 8 Oktober lalu, tes yang mencapai 43.389 spesimen memiliki kasus positif yang cukup tinggi, 4.850 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement