REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kabar mengejutkan datang dari keluarga kerajaan Inggris. Menurut laporan media Inggris, The Sun, Pangeran William (38 tahun) pernah didiagnosis terinfeksi COVID-19 pada bulan April lalu.
Tidak seperti ayahnya, Pangeran Charles, yang mengumumkan diagnosa positif COVID-19 pada bulan Maret, William merahasiakan diagnosisnya. Namun ketika Today mencoba menghubungi pihak Istana Kensington untuk mengonfirmasi, istana menyangkal laporan tersebut. Pada 25 Maret, pernyataan pers dari Clarence House mengungkapkan bahwa Pangeran Charles (71 tahun) dinyatakan positif COVID-19.
"Dia telah menunjukkan gejala ringan tetapi tetap dalam keadaan sehat dan telah bekerja dari rumah selama beberapa hari terakhir seperti biasa," demikian pernyataan Clarence House kala itu.
Dari pernyataan tersebut juga diketahui bahwa Istri Charles, Camilla, juga telah diuji namun hasilnya negatif. Meskipun dilaporkan sakit, William terus bekerja sepanjang bulan April. Pada 1 April, ia tercatat menelepon pekerja penting di Queen's Hospital Burton dan membuka Nightingale Hospital Birmingham melalui konferensi video pada 16 April.
Beberapa hari kemudian, dia muncul di badan amal BBC special "The Big Night In" dengan komedian Stephen Fry dan istrinya, Catherine, Duchess of Cambridge. Pada hari Ahad (1/11) waktu setempat, beberapa orang menyampaikan kekecewaannya jika laporan tersebut benar, dan istana merahasiakan diagnosis William.
"Jika Raja masa depan tertular virus yang berpotensi fatal dan dikhawatirkan seluruh dunia selama karantina, lalu dia serta orang-orang di sekitarnya menutupinya, itu menimbulkan pertanyaan serius tentang apakah kita dapat mempercayai apapun yang dia atau penasihatnya katakan," kata koresponden kerajaan Daily Express Richard Palmer seperti dilansir dari Today, Senin (2/11).