REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Sahlgrenska University Hospital's Transplantation Centre di Swedia telah melakukan transplantasi paru-paru pada pasien Covid-19. Hal itu pertama kali dilakukan guna menyelamatkan pasien terkait.
Menurut laporan lembaga penyiaran nasional Swedia, SVT, pasien tersebut dinyatakan positif Covid-19 pada awal musim semi. Dia menjalani perawatan intensif dengan alat bantu pernapasan. Selain itu ia pun menerima bantuan extracorporeal life support (ECL) selama beberapa bulan.
ECL melibatkan oksigenasi di luar tubuh melalui mesin kecil yang bertindak sebagai paru-paru buatan. Darah pasien dikeluarkan dari tubuh dan diberi oksigen di dalam mesin sebelum dikembalikan lagi ketika paru-paru terlalu rusak untuk melakukannya sendiri.
Perawatan hanya diberikan dalam kasus yang paling serius, bahkan ketika alat pernapasan tidak cukup. Tujuannya adalah untuk membiarkan paru-paru beristirahat dan memberi mereka kesempatan untuk sembuh.
“Dalam kasus ini, paru-paru tidak cukup sembuh, sedangkan pasien cukup kuat untuk bertahan dari transplantasi paru. Perawatan intensif dan terutama ECL berarti banyak tekanan pada tubuh. Pasien kami telah dirawat selama lebih dari empat bulan di ECL dan respirator di Stockholm," kata Sahlgrenska University Hospital's Transplantation Centre dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Sputnik pada Kamis (5/11).
Namun, terlepas dari terobosan pembedahan, ini tidak dilihat sebagai alternatif reguler untuk pasien Covid-19 lainnya. Sebab, sebagian besar pasien Covid-19 sembuh tanpa perawatan di rumah sakit. Sementara, mereka yang dirawat di rumah sakit, hanya sedikit yang membutuhkan perawatan intensif dengan alat bantu pernapasan.
Sejauh ini, Swedia telah melaporkan 142 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 6.002 jiwa. Negara ini menjadi negara Nordik yang paling terpukul oleh pandemi.