REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keutuhan bangsa dan negara menjadi tanggung jawab para dai muda. Dengan demikian momentum Hari Pahlawan 10 November 2020 harus dimaknai para dai dengan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Penegasan ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Forum Komunikasi Da’i Muda Indonesia (FKDMI), Moh Nur Huda. Dia pun menggarisbawahi peran para dai di masa kolonial yang sangat besar dalam membebaskan Indonesia dari cengkraman penjajah.
"Momentum Hari Pahlawan harus dimaknai oleh para dai dengan menjaga keutuhan NKRI," ujar Huda dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (6/11).
Huda menjelaskan, generasi muda sekarang berutang besar pada pendiri bangsa ini, termasuk pada ulama, santri dan para dai yang selain menimba ilmu agama juga ikut angkat senjata dalam perjuangan fisik memerdekakan Indonesia.
Di Jawa misalnya, KH Hasyim Asy’ari yang dengan keilmuannya memimpin kaum santri dan juga rakyat melakukan perlawanan atas penjajahan Belanda dan Jepang. "Tentunya dari sejarah tersebut para dai muda juga harus dapat memetik nilai-nilai kepahlawanan yang dapat dijadikan teladan," ucapnya
Namun, menurut dia, tantangan yang dihadapi dai di masa sekarang tentunya berbeda dengan masa perjuangan merebut kemerdekaan. Karena itu, Huda mengingatkan kepada para dai muda untuk meningkatkan kapasitas dirinya, baik dengan ilmu-ilmu agama ataupun keilmuan kontemporer lainnya. “Dengan demikian, masyarakat menjadi kuat dari infiltrasi pengaruh asing yang berpotensi memecah belahnya," katanya.
Dalam memperingati Hari Pahlawan di tengah pandemi Covid-19 ini, dia pun menegaskan bahwa negeri ini membutuhkan para dai yang ikhlas, sanggup berkorban dan bersabar untuk memperbaiki masyarakat dengan segala rintangannya. "Sehingga keutuhan negeri ini tetap terjaga dengan identitasnya sebagai negeri yang diberkahi," tutupnya.