REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki berkontribusi meringankan utang Somalia dengan menjanjikan sekitar 2,4 juta dalam Special Drawing Rights (SDR), mata uang cadangan IMF.
Langkah ini dilakukan di bawah Inisiatif Negara-negara Miskin Berutang Berat (HIPC), kerangka kerja yang dibuat oleh Bank Dunia dan IMF untuk membantu memberikan keringanan utang kepada negara-negara termiskin dan paling banyak utang di dunia.
Turki terlibat dalam inisiatif internasional dengan memberikan SDR ke rekening yang dikelola untuk Somalia, serta menyediakan sarana untuk memfasilitasi penggalangan dana dan pengiriman utang Somalia yang terakumulasi ke IMF.
Menurut Berita Negara Turki, IMF dan Bank Dunia pada Maret menyepakati bahwa Somalia layak mendapatkan keringanan utang di bawah inisiatif HIPC.
Artinya, utang Somalia akan berkurang dari USD5,2 miliar menjadi USD3,7 miliar.
Langkah signifikan ini akan membantu peningkatan pertumbuhan dan pengentasan kemiskinan di negara Tanduk Amerika itu.
Berkat inisiatif tersebut, Somalia akan memiliki akses ke sumber daya keuangan baru dari donor internasional, yang akan membantunya mengejar reformasi ekonomi yang diperlukan.
Turki adalah salah satu dari 116 negara pendukung yang berkontribusi pada keringanan utang ini.
Menteri Kehakiman Somalia Abdulkadir Mohamed Nur menyampaikan terima kasih kepada Turki.
"Saya sangat berterima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas dukungannya yang berkelanjutan kepada Somalia, terutama untuk reformasi ekonomi. Turki tetap menjadi sekutu kuat bagi kemajuan Somalia," cuit menteri itu di Twitter.
Selama lebih dari dua dekade, Somalia telah mengalami konflik berkepanjangan yang disertai runtuhnya supremasi hukum, institusi, layanan publik dasar, dan kontrak sosial. Akibatnya, jutaan warganya pun jatuh miskin.
Menurut IMF, hampir 70 persen orang Somalia hidup dengan kurang dari USD1,90 sehari.
Selain itu, pertumbuhan ekonominya hampir tidak mengikuti pertumbuhan populasi, yang diperkirakan hanya 2,8 persen per tahun.