Ahad 08 Nov 2020 05:43 WIB

ICIC Mendapat Antusiame Peserta Rakornas Aptikom

Presentasi ICIC menampilkan para peneliti dari delapan negara

The Fifth Internasional Conference on Informatics and Computing (ICIC) menampilkan presentasi paper para peneliti dari sembilan negara.
Foto: Dok UBSI
The Fifth Internasional Conference on Informatics and Computing (ICIC) menampilkan presentasi paper para peneliti dari sembilan negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Fifth Internasional Conference on Informatics and Computing (ICIC) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) secara resmi dibuka bersamaan dengan acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2020, pada tanggal 2 - 7 November 2020. Kegiatan ini digelar secara virtual melalui platform Zoom dan youtube channel APTIKOM TV, yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Selasa (3/11). 

Kampus Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) sebagai host zoom sukses membantu kelancaran kegiatan yang mengusung tema ‘Towards Smart Society 5.0 Through Accelerating Digital Transformation Using Pervasive Technology in Industrial Revolution 4.0’ tersebut. 

Yusuf  Durachaman, ICIC Conference Chair melaporkan bahwa terdapat 246 paper submission dan 127 paper yang diterima. Paper yang  dipresentasikan pada 6 parallel & track session secara langsung oleh penulisnya. Beberapa negara ikut ikut andil dalam presentasi ICIC tersebut, antara lain  Indonesia, Malaysia, Australia, India, Jepang, Thailand, Korea Selatan, dan Uganda. 

Acara ini dibuka dengan  sambutan Ketua Umum Aptikom Prof Zainal A. Hasibuan. Ia  menuturkan bahwa berbagi ilmu dan pengetahuan di era disruptif saat ini merupakan hal yang sangat penting. 

“Now, everything changes. Everything is being disruptive. It is a good moment for all of us to share knowledge and experiences, especially in our fields: Information Technology and Communication, artificial intelligence, and computer science. (Sekarang, semuanya berubah. Semuanya mengganggu. Ini adalah momen yang tepat bagi kita semua untuk berbagi ilmu dan pengalaman, terutama di bidang kita: Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), kecerdasan buatan, dan ilmu komputer)," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Dipandu oleh Prihandoko  PhD sebagai moderator pada sesi keynote speech, Prof  Abdul Wahab Abdul Rahman berkesempatan menjadi keynote speech pertama dengan paper nya yang berjudul ‘Computer Science and Mental Health through Neuro-Physiological Interface Framework (NPIF)’. 

Prof  Abdul Wahab Abdul Rahman memaparkan bahwa terdapat korelasi kuat antara situasi pandemi covid-19 terhadap melonjaknya masalaha kesehatan jiwa seperti gelisah, depresi dan stress. Sehingga,  diperlukan pemanfaatan perangkat Electroencephalogram (EEG) untuk mengukur fungsionalitas otak. Dalam hal ini, ia  menerapkan The neuro-physiological interface framework (NPIF) untuk mendeteksi Autism Specturm Disorder (ASD).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement