REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyelenggarakan Sekolah Virtual Peternak 2020 sebagai upaya meningkatkan kapasitas peternak mustahik maupun masyarakat umum pelaku usaha peternakan. Sekolah Virtual Peternak 2020 dibuka secara online melalui kanal Youtube Baznas TV pada Rabu (11/11).
Acara dihadiri oleh Anggota Baznas, Nana Mintarti, Direktur Utama Baznas, M. Arifin Purwakanta, Kepala Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) Ajat Sudarjat, para pemateri dan juga para peserta.
Antusiasme masyarakat untuk Sekolah Virtual Peternak ini cukup tinggi sejak dibukanya pendaftaran pada Jumat (6/11) lalu. Dari 1.200 kuota peserta yang disediakan, dimana 900 peserta untuk masyarakat umum dan 300 peserta dari peternak mustahik Balai Ternak Baznas telah terisi penuh. Bahkan sebanyak 500 peserta masuk dalam daftar tunggu untuk mengikuti sesi kelas berikutnya.
Setiap peserta yang telah mendaftar akan menjalani sekolah selama enam minggu dengan kriteria penilaian mulai dari kehadiran, pre test, post test, dan keaktifan. Selain peserta yang tergabung dalam kelas Zoom, Baznas juga memfasilitasi peserta dari masyarakat umum dengan mengakses secara live streaming melalui akun Youtube Baznas TV.
Anggota Baznas, Nana Mintarti, yang menjadi keynote speech acara ini dengan tema “Mewujudkan Kemandirian Peternak Mustahik melalui Pendayagunaan Zakat” menyambut baik animo masyarakat serta para peternak mustahik yang sangat bersemangat dalam mengikuti kegiatan Sekolah Virtual Peternak 2020 ini.
Menurutnya, berdasarkan data BPS tahun 2019, penduduk miskin di pedesaan menggantungkan hidup dari sektor pertanian termasuk di dalamnya peternakan sebesar 49,41 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian secara umum dan peternakan secara khusus menjadi sangat strategis dalam usaha pengentasan kemiskinan di Indonesia
“Selain pendampingan secara internal tersebut, Baznas melalui Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) terus berupaya agar bisa berdaya dalam mengembangkan usaha peternakan. Program Sekolah Virtual Peternak merupakan salah satu bentuk komitmen Baznas dalam mendukung usaha pengentasan kemiskinan dengan melakukan pemberdayaan petani peternak yang menjadi bagian dari program Balai Ternak,” ujarnya seperti dalam siaran pers.
Nana Mintarti berharap program Sekolah Virtual Peternak bisa meningkatkan kapasitas peternak baik dari sisi manajerial maupun teknis budidaya atau produksi sampai dengan pengolahan hasil ternak dan pengembangan usaha peternakan. “Semoga lewat program Sekolah Virtual dapat mewujudkan peternak cerdas dan mandiri secara ekonomi, kelembagaan, dan mental spiritual. Dan juga semoga kita terus bersemangat dalam memajukan dunia peternakan di Indonesia,” tutupnya.
Sementara itu kepala LPPM Baznas, Ajat Sudarjat menambahkan peserta dari kelas Virtual Peternak 2020 adalah dari mulai peternak mustahik, pendamping, dan pelaku usaha peternakan dari berbagai daerah di Indonesia. Para pengajarnya pun juga mendatangkan pengajar dari berbagai Universitas di Indonesia maupun praktisi peternakan.
“Sekolah virtual ini setiap minggunya akan diisi dua sesi dengan pemateri terdiri dari akademisi dari Universitas Lampung, Universitas Sriwijaya, Institut Pertanian Bogor, Halal Science IPB, Universitas Gadjah Mada, Universitas Tidar, Kementerian Koperasi dan UKM, Nurul Hayat Aqiqah, dan Bhumi Nararya Farm, dan lainnya,” jelas Ajat.
Adapun kelas ini , lanjut Ajat akan dibagi menjadi tiga materi utama, yaitu ilmu dasar peternakan, pengembangan peternakan, dan pengolahan hasil peternakan.
Balai Ternak Baznas merupakan salah satu program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dikembangkan oleh Baznas melalui penggabungan konsep pemberdayaan dan peternakan. Konsep pemberdayaan meliputi pendampingan yang melibatkan peternak kecil sebagai subyek agar mereka mampu memberdayakan dirinya dan keluarganya.
Model yang diterapkan adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat (economic community development) dengan memberikan aset produktif berupa ternak domba kambing dan sapi untuk dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Selain itu juga diberikan pelatihan dasar untuk peternak, pelatihan teknis beternak, pendampingan, dan penyusunan buku materi pendampingan yang akan disampaikan oleh pendamping setiap pertemuan kelompok.
Hingga bulan Oktober 2020, telah ada 27 Balai Ternak yang tersebar di 37 desa, 32 kecamatan, 26 kabupaten, dan 14 provinsi. Manfaat program Balai Ternak Baznas telah dirasakan oleh 842 Kepala Keluarga (KK) peternak mustahik. Adapun jumlah populasi saat ini sebanyak 183 ekor sapi dan 3.719 ekor domba atau kambing.