Sabtu 14 Nov 2020 00:05 WIB

Saudi Bakal Jadi Negara Pertama Penerima Vaksin Covid

Arab Saudi telah menandatangani perjanjian untuk menerima pasokan awal vaksin covid

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Esthi Maharani
Tim medis Arab Saudi
Foto: SPA
Tim medis Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Arab Saudi telah menandatangani perjanjian untuk menerima pasokan awal dari dua atau tiga vaksin berbeda yang telah mencapai tahap akhir uji klinis. Pernyataan ini disampaikan oleh Abdullah Al-Assiri, asisten wakil menteri untuk kesehatan pencegahan.

“Arab Saudi akan menjadi salah satu negara pertama yang menerima vaksin,” katanya saat wawancara di Saudia TV pada hari Rabu (11/11) sebagaimana dikutip Republika dari arabnews.com.

Sementara itu, total kasus virus corona baru harian di Arab Saudi turun di bawah 400, menjadi 394. Angka pemulihan harian terus meningkat dan dari total 351.849 kasus yang dikonfirmasi, 338.708 pasien telah pulih.

Ada tambahan 14 kematian terkait Covid-19 di negara itu, dan jumlah total kematian telah mencapai 5.590. Riyadh mencatat jumlah infeksi harian baru tertinggi, 58 kasus, diikuti oleh Madinah dengan 44 dan Makkah dengan 29.

Menurut Kementerian Kesehatan, ada 7.557 kasus aktif di Kerajaan, 786 di antaranya kritis. Dalam 24 jam terakhir, 62.922 uji reaksi rantai polimerase telah dilakukan.

Kementerian mendesak siapa pun yang menunjukkan kemungkinan gejala penyakit corona virus untuk mengunjungi salah satu klinik Tetamman (Rest Assured) untuk diuji virusnya. Ada sekitar 235 klinik di seluruh negeri dan janji temu untuk tes dapat dipesan melalui aplikasi Sehaty.

Namun, pasien juga dapat mengunjungi klinik tanpa janji jika mereka merasa mungkin terinfeksi dan menunjukkan gejala seperti suhu tinggi, sesak napas, nyeri dada, batuk, sakit tenggorokan, diare, atau hilangnya indra penciuman dan perasa.

Kementerian juga telah mendirikan pusat kesehatan, yang disebut Takkad (Pastikan), untuk melayani orang-orang yang tidak menunjukkan atau hanya menunjukkan gejala ringan dari penyakit tersebut, tetapi berpikir mereka mungkin telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement