REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Osmena Gunawan, mengatakan tim vaksin Indonesia yang berangkat ke China masih melakukan proses survei. Hingga saat ini, tim vaksin Indonesia masih di China.
“Belum ada hasilnya (vaksin). Tim masih di China,” kata Osmena saat dihubungi Republika, Jumat (13/11).
Dia menjelaskan, butuh waktu yang cukup lama untuk membawa vaksin pulang ke Indonesia. Sebab tim vaksin berupaya melakukan proses pemeriksaan yang intens terkait vaksin yang hendak dibeli.
MUI bersama institusi lainnya melakukan kunjungan ke China pada 14 Oktober 2020 untuk melakukan audit kehalalan vaksin dari produsen vaksin Sinovac. Biofarma sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi pun sudah mendaftarkan sertifikasi halal vaksin Covid-19 dari Sinovac.
Osmena menjabarkan, proses audit halal yang dilakukan MUI dalam kunjungan ke China dilakukan dengan sejumlah cara. Yaitu asal-usul bahan vaksin, cara proses pembuatan, hingga bagaimana manfaat vaksin tersebut. MUI menegaskan, tim vaksin berupaya melakukan audit halal yang ketat agar vaksin yang dihasilkan benar-benar halal.
“Jika nanti (vaksin) sudah di Indonesia, kami harus lakukan koordinasi yang ketat lagi. Bagaimana manfaatnya, kecocokannya, hingga sidang fatwa halalnya,” ujarnya.
Pihaknya menambahkan, ada kemungkinan tim vaksin di China masih akan menghabiskan waktu selama satu bulan penuh untuk bisa kembali ke Indonesia. Sebab pemerintah dari dua negara pun melakukan kebijakan isolasi bagi tim tersebut apabila masuk ke dalam negara.