Ahad 15 Nov 2020 04:55 WIB

800 Ribu Muslim AS Berikan Suara dalam Pilpres

Jumlah pemilih Muslim masih lebih rendah dari jumlah populasi umum.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
 Seorang petugas pemilu memeriksa tanda tangan pada surat suara yang masuk yang gagal dikenali oleh mesin, tanda tangan tersebut akan diperiksa tiga kali oleh tiga orang yang berbeda, di pusat pemrosesan surat suara di Los Angeles County Registrar Recorders di pusat pemrosesan surat suara di Pomona Fairplex di Pomona, California, AS, 02 November 2020.
Foto: EPA-EFE/ETIENNE LAURENT
Seorang petugas pemilu memeriksa tanda tangan pada surat suara yang masuk yang gagal dikenali oleh mesin, tanda tangan tersebut akan diperiksa tiga kali oleh tiga orang yang berbeda, di pusat pemrosesan surat suara di Los Angeles County Registrar Recorders di pusat pemrosesan surat suara di Pomona Fairplex di Pomona, California, AS, 02 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hasil survei menunjukkan sebanyak 800 ribu Muslim Amerika ambil bagian dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020. Menurut aktivis kampanye, peningkatkan partisipasi masyarakat pada Pemilihan Presiden (Pilpres) kali ini melebihi angka satu juta.

"Analisis kami di 12 negara bagian penting menunjukkan setidaknya 800 ribu Muslim memilih," kata kata Kepala Eksekutif Emgage Action, Wa'el Alzayat dilansir dari The National News, Jumat (13/11).

Baca Juga

Menurut Emgage, 81 ribu Muslim telah memberikan suara lebih awal melalui surat suara di negara bagian Michigan. Suara di Michigan dimenangkan oleh Joe Biden dari Partai Demokrat. Biden memperoleh 146 ribu suara dengan 50,6 persen dari total suara.

Michigan sangat penting bagi Biden. Di negara bagian ini dulu dimenangkan oleh Presiden Donald Trump hanya dengan selisih 11 ribu suara atas Hillary Clinton pada 2016. Selanjutnya di Pennsylvania, menurut Emgage, sekitar 57 ribu Muslim Amerika juga memberikan suara lebih awal melalui surat suara.

Pennsylvania adalah negara bagian lain yang terbukti penting bagi Biden. Menurut data Pew Research, dari 3,5 juta Muslim yang tinggal di AS, 2,5 juta di antaranya merupakan orang dewasa.

photo
Muslim AS - (VOA)

 

"Terlepas dari perolehan itu, jumlah pemilih Muslim masih lebih rendah dari jumlah populasi umum, tetapi kami merasa kesenjangan itu akan tertutup dan kami berharap dapat mempersempitnya dalam pemilihan mendatang," kata Alzayat.

Alzayat mengungkapkan upayanya memobilisasi pemilih Muslim adalah dengan kampanye Million Muslim Votes. Organisasi Emgage dan mitra melakukan lebih dari 1,8 juta panggilan dan lebih dari 3,6 juta pesan teks dikirim untuk mendukung upaya penyuluhan suara Muslim.

Dalam pidatonya di KTT, Biden berjanji mengakhiri larangan terhadap Muslim di era pemerintahan Trump dan berjanji memberikan suara bagi komunitas Muslim-Amerika dalam pemerintahannya. Meskipun suara Muslim-Amerika telah menjadi tren Demokrat dalam beberapa tahun terakhir, itu jauh dari monolit.

Sebuah survei 2018 oleh Institute for Social Policy and Understanding menemukan, bahwa 13 persen pemilih Muslim Amerika menyetujui kinerja Trump sebagai presiden. Dukungan itu, menurut survei tersebut, sangat terkait dengan peningkatan polarisasi partisan di seluruh AS.

Menurut laporan ISPU 2016, ekonomi adalah masalah terpenting bagi pemilih Muslim, diikuti oleh hak sipil, pendidikan, imigrasi, keamanan nasional, dan perawatan kesehatan. Dalam hal spektrum ideologis, 43 persen dari mereka yang disurvei oleh ISPU mengidentifikasi sebagai moderat, sedangkan 32 persen mengidentifikasi sebagai liberal dan 17 persen sebagai konservatif.

https://www.thenationalnews.com/world/at-least-800-000-muslim-americans-voted-in-us-presidential-election-says-civic-engagement-group-1.1110401

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement