REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Surabaya, Laura Navika Yamani mengatakan, sudah memprediksi adanya peningkatan kasus covid-19 usai libur panjang. Terutama di daerah-daerah yang menjadi kawasan wisata, seperti Jawa Barat.
"Situasi ini sebetulnya sudah diprediksi sejak awal, karena Jawa Barat menjadi destinasi untuk libur panjang karena banyak tempat-tempat wisata alam di sana yang menjadi target pengunjung di masa libur panjang. Sehingga kasus terbanyak di Jawa Barat karena banyaknya pengunjung kesana," kata Laura, Sabtu (14/11).
Selain itu, dalam sudut pandangnya, peningkatan kasus juga terjadi sebagai dampak dari masifnya pemeriksaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Padahal, pemeriksaan harusnya lebih digalakkan untuk menekan penyebaran kasus pada masa liburan, dengan melakukan pengetesan secara random pengunjung di titik-titik tempat wisata.
Ditambah lagi, ujar Laura, mungkin saja kegiatan libur panjang itu tidak dibarengi dengan kepatuhan pada protokol kesehatan. Sehingga penyebaran kasus positif masih ditemukan.
"Ini mungkin salah satunya adalah dampak kegiatan libur panjang yang tidak mengindahkan protokol kesehatan selama mengunjungi tempat-tempat wisata atau tempat-tempat umum," kata Laura.
Sehingga, dengan banyak kasus yang ditemukan akan berdampak pada ruang isolasi yang penuh, terutama di daerah Bandung.
Sedangkan Provinsi Jawa Tengah yang mengalami peningkatan jumlah kasus kematian, menurutnya perlu mendapatkan perhatian khusus. Apakah karena orang-orang yang terinfeksi adalah yang memiliki riwayat penyakit atau karena keterbatasan fasilitas rumah sakitnya.
"Ini harus mendapatkan perhatian khusus apakah memang disebabkan keterbatasan fasilitas kesehatan untuk menangani pasien covid-19, ataukah banyak masyarakat Jawa Tengah yang dengan usia lanjut atau memiliki komorbiditas. Ini yang harus dianalisis," kata Laura.
Jawa Tengah tambah Laura, juga termasuk Provinsi dengan penambahan kasus tertinggi kedua setelah DKI, terutama setelah libur panjang. Karenanya menurut Laura, pemerintah perlu melakukan antisipasi untuk menghadapi libur panjang selanjutnya.
"Antisipasi pemerintah adalah sebaikanya tetap meningkatkan kapasitas pemeriksaan apalagi setelah libur panjang dan menyiapkan atau meningkatkan fasilitas kesehatan ekstra, terutama setelah masa libur panjang," kata Laura.