REPUBLIKA.CO.ID, CHAREKTAR -- Kebakaran rumah terjadi di desa-desa daerah konflik Nagorno-Karabakh. Kondisi ini dilakukan sengaja oleh pemilik rumah yang menolak penyerahan wilayah kepada Azerbaijan.
Salah satu yang melakukan tidakan itu adalah Arsen. Masih mengenakan seragam kamuflase saat bertempur melawan pasukan Azerbaijan seminggu sebelumnya, warga etnis Armenia ini menyalakan api di bawah meja ruang makan saudara perempuannya di desa kecil Charektar, pada Sabtu (13/11).
Saat apinya bertahan dengan bantuan potongan-potongan karton, Arsen menggunakan kursi kayu untuk menghancurkan jendela dan seprai rumah satu lantai. Dia mencoba menyebarkan kobaran api dan segera menghabiskan seluruh rumah.
“Mereka sudah akan berada di sini besok pagi. Suku Azeri. Biarkan mereka tinggal di sini, jika mereka bisa,” kata Arsen saat api mulai menyala.
Orang-orang Armenia menggunakan kebijakan bumi hangus saat jam terus berdetak menuju penyerahan wilayah ke Azerbaijan. Tindakan ini terjadi di bawah kesepakatan perdamaian yang ditengahi Rusia setelah enam minggu pertempuran antara pasukan etnis Armenia dan pasukan Azerbaijan di daerah kantong Nagorno-Karabakh dan sekitarnya.
Terletak di pegunungan, Charektar adalah sebuah desa kecil di distrik Kalbajar di Azerbaijan, yang berbatasan dengan Nagorno-Karabakh. Wilayah ini diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi telah dikendalikan oleh etnis Armenia sejak perang di Nagorno-Karabakh pada 1990-an.
Mulai Ahad (14/1), suku Azeri akan kembali dan mengambil kembali kendali atas daerah tersebut. Arsen mengatakan, dia dan etnis Armenia lainnya tidak ingin meninggalkan sesuatu yang berguna untuk Azerbaijan.
“Mereka harus membangun rumah sendiri dari awal,” kata pria berusia 35 tahun ini.
Laporan Reuters melihat enam rumah, sekitar setengah desa, terbakar di Charektar pada Sabtu. Seorang pria, yang menolak menyebutkan namanya, mengatakan bahwa orang-orang Armenia mengangkut semua yang mereka bisa saat truk di dekatnya memuat barang-barang rumah tangga.