Rabu 18 Nov 2020 06:10 WIB

Betulkah Makan Telur Tiap Hari Tingkatkan Risiko Diabetes?

Hubungan antara konsumsi telur dan diabetes kerap diperdebatkan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Telur rebus. Pola makan yang tak seimbang merupakan faktor risiko dari diabetes mellitus tipe 2.
Foto: Boldsky
Telur rebus. Pola makan yang tak seimbang merupakan faktor risiko dari diabetes mellitus tipe 2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telur merupakan salah satu bahan makanan yang populer karena sangat mudah diolah menjadi beragam masakan. Akan tetapi, konsumsi telur setiap hari dalam jangka panjang dinilai berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes mellitus tipe 2.

Hal ini diungkapkan melalui sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti gabungan dari China Medical University dan Qatar University. Studi yang berlangsung selama 1991-2009 ini merupakan studi pertama yang menilai konsumsi telur pada sampel yang besar populasi orang dewasa China.

Baca Juga

Studi ini dilakukan karena peningkatan kasus diabetes di China tampak mengkhawatirkan. Di saat yang bersamaan, terdapat peningkatan konsumsi telur yang signifikan di China. Pada periode 1991-2009, jumlah orang yang mengonsumsi telur di China meningkat hampir dua kali lipat.

Ahli epidemiologi Dr Ming Li mengatakan, hubungan antara konsumsi telur dan diabetes kerap diperdebatkan. Oleh karena itu, studi ini dilakukan untuk mengetahui dampak jangka panjang dari konsumsi telur setiap hari terhadap risiko kejadian diabetes mellitus tipe 2.

"Sudi ini bertujuan untuk menilai konsumsi telur jangka panjang dan risiko terjadinya diabetes, yang ditentukan dengan kadar gula darah puasa," jelas Dr Li.

Berdasarkan studi ini, konsumsi telur lebih dari 38 gram setiap hari dalam jangka panjang berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes mellitus tipe 2 pada orang dewasa. Sedangkan konsumsi telur lebih dari 50 gram setiap hari dalam jangka panjang berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes mellitus tipe 2 hingga 60 persen. Efek ini terlihat lebih jelas pada perempuan dibandingkan laki-laki.

Tim peneliti menekankan bahwa studi ini belum dapat membuktikan hubungan sebab-akibat di antara konsumsi telur dan peningkatan risiko penyakit yang juga disebut kencing manis tersebut. Dibutuhkan studi lebih lanjut untuk memahami hubungan sebab-akibat tersebut.

Terlepas dari itu, Dr Li mengingatkan bahwa pola makan yang tak seimbang merupakan faktor risiko dari diabetes mellitus tipe 2. Akan tetapi, pola makan merupakan faktor risiko yang bisa dimodifikasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement