Selasa 17 Nov 2020 06:45 WIB

Ingin Diabetes Terkelola Baik? Jangan Lupa Berhenti Merokok

Modifikasi gaya hidup menjadi salah satu kunci penting dalam pengelolaan diabetes.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Berhenti merokok dapat mencegah komplikasi diabetes.
Foto: Prayogi/Republika
Berhenti merokok dapat mencegah komplikasi diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Modifikasi gaya hidup menjadi salah satu kunci penting dalam pengelolaan penyakit diabetes. Salah satu modifikasi gaya hidup yang mungkin jarang disadari adalah berhenti merokok.

"(Penyandang diabetes) diharapkan berhenti merokok," ungkap Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD (KEMD) dalam media gathering virtual bersama Good Doctor, disimak di Jakarta ,Senin (16/11).

Baca Juga

Prof Suastika mengatakan, ada tiga tujuan yang perlu dicapai dalam pengelolaan diabetes. Ketiga tujuan tersebut adalah menghilangkan gejala, mencegah komplikasi, dan mengurangi kematian.

Berhenti merokok berkaitan dengan tujuan kedua, yaitu mencegah komplikasi. Seperti diketahui, ada dua risiko komplikasi yang mungkin terjadi pada penyandang diabetes. Komplikasi tersebut adalah komplikasi mikrovaskular dan komplikasi makrovaskular.

Komplikasi mikrovaskular merupakan komplikasi yang memengaruhi pembuluh darah kecil. Beberapa contohnya adalah retinopati, gagal ginjal, dan kelainan  saraf.

Komplikasi makrovaskular adalah komplikasi yang memengaruhi pembuluh darah besar. Salah satu contohnya adalah penyakit kardiovaskular, seperti strok atau penyakit jantung koroner. Penyandang diabetes perlu berhenti dari kebiasaan merokok karena merokok merupakan faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskular.

"(Dalam pengelolaan diabetes) semua harus diperbaiki, tidak hanya kadar gula darahnya, tetapi juga menurunkan kadar kolesterol, hipertensi, berhenti merokok," jelas Prof Suastika.

Berhenti merokok juga menjadi sangat penting karena saat ini masih terjadi pandemi Covid-19. Salah satu organ yang paling sering terdampak oleh Covid-19 adalah paru-paru. Di lain sisi, penyandang diabetes yang penyakitnya tak terkendali memiliki risiko kematian 4,6 kali lebih besar bila terkena Covid-19.

"Saatnya berhenti merokok pada pasien diabetes, terutama di masa pandemi Covid-19 ini," kata Prof Suastika.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement