Rabu 18 Nov 2020 10:04 WIB

Anak-Anak Jadi Incaran Rekrutan Ekstremis Sayap Kanan

Video gim dan konten di media sosial digunakan untuk merekrut anak-anak

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Demonstran sayap kanan bentrok dengan demonstran anti-rasis di London. Video gim dan konten di media sosial digunakan untuk merekrut anak-anak dalam gerakan ekstremisme. Ilustrasi.
Foto: Neil Hall/EPA
Demonstran sayap kanan bentrok dengan demonstran anti-rasis di London. Video gim dan konten di media sosial digunakan untuk merekrut anak-anak dalam gerakan ekstremisme. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kementerian Dalam Negeri Inggris menemukan jumlah anak-anak di bawah 18 tahun yang terlibat dengan kelompok ekstremis sayap kanan meningkat drastis. Pada periode 2017-2018 jumlah anak yang diselidiki terlibat dengan kelompok radikal mencapai 682.

Jumlah tersebut lima kali lipat dari periode 2014 hingga 2015 yang hanya sebanyak 131 anak. Pada periode 2017 hingga 2018, sekitar 24 di antaranya anak-anak berusia di bawah 10 tahun.

Baca Juga

Pertama kalinya sejak data semacam ini dicatat hingga Maret 2019, terjadi keseimbangan antara kasus yang berkaitan dengan kelompok ekstremis sayap kanan dengan radikalisasi Islam.

Pada Selasa (17/11) Sky News melaporkan dari 5.738 orang dari segala umur sebanyak 1.404 atau 24 persen dikhawatirkan berkaitan dengan radikalisasi Islam. Sementara 1.389 lainnya atau juga 24 persen berkaitan dengan radikalisasi sayap kanan.

Mantan anggota neo-Nazi yang kini membantu anggota kelompok semacam itu keluar mengatakan video gim dan konten di media sosial digunakan untuk merekrut anak-anak. Nigel Bromage pendiri Exit UK mengatakan Inggris terancam oleh keberadaan kelompok sayap kanan.

"Orang paling mudah yang telah kami bantu berusia sembilan tahun, hal itu, bagi saya, mengejutkan," kata Bromage pada Sky News.  

Bromage mengatakan kelompok neo-Nazi menggunakan video gim, meme, dan video-video untuk menarik perhatian anak-anak. Ia mengatakan seorang anak berusia sembilan tahun direkrut oleh kakaknya yang memperlihatkan 'video gim neo-Nazi'.

"Dalam hal kejar-mengejar dan menembak orang video gim ini seperti gim lainnya. Namun ketika Anda perhatikan kontennya, Anda akan melihat orang-orang itu dikejar oleh masyarakat dari etnik yang berbeda, agama yang berbeda," kata Bromage.

"Dan karena grafisnya bagus dan musiknya bagus, Anda muda tertarik di setiap level. Sayangnya ini alat perekrutan yang bagus bagi kelompok sayap kanan," tambahnya.  

Exit UK mengatakan sekitar 70 orang yang mereka bantu keluar dari kelompok neo-Nazi direkrut secara daring. Ibu dari remaja yang terlibat kelompok ekstremis sayap kanan di usia 14 tahun mengatakan putranya 'akan dipenjara sekarang' apabila ia tidak dimasukan ke program kontra-terorisme pemerintah.

John yang tidak menggunakan nama aslinya mengaku diperkenalkan konten ekstrem kanan oleh temannya di sekolah. Ia mengatakan awalnya ia tertarik karena patriotisme yang ditawarkan.

"Banyak orang di sayap kanan mengatakan mereka berpihak pada tentara di Inggris, sesuatu yang selalu membuat saya bersemangat," katanya. Namun saat masuk lebih dalam, John mengatakan ia tertarik oleh sikap 'anti-otoritas' kelompok tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement