Ahad 22 Nov 2020 14:30 WIB

AS Perpanjangan Pembebasan Sanksi Irak

Baghdad membeli gas dan listrik dari Teheran untuk memasok sepertiga kelistrikannya

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Bendera Iran
Foto: Tehran Times
Bendera Iran

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD - Amerika Serikat (AS) telah memberikan pengurangan sanksi selama 45 hari kepada Irak untuk mengimpor gas Iran. Padahal pembebasan sanksi Irak akan berakhir beberapa hari sebelum masa jabatan Presiden AS Donald Trump berakhir.

Baghdad membeli gas dan listrik dari Teheran untuk memasok sekitar sepertiga dari sektor kelistrikannya. Sektor listrik rusak akibat konflik bertahun-tahun dan perawatan yang buruk.

Baca Juga

Seperti diketahui, AS memasukkan industri energi Iran ke dalam daftar hitam pada akhir 2018. Namun AS memberikan Baghdad serangkaian keringanan sementara, dengan harapan Irak akan melepaskan diri dari energi Iran dengan bermitra dengan perusahaan-perusahaan AS.

Jangka waktu pengecualian telah menjadi alat utama dalam kebijakan AS terhadap Irak, yang menunjukkan tingkat kepuasan atau frustrasi terhadap Baghdad. Pada Mei, Washington memberi Irak perpanjangan empat bulan sebagai isyarat niat baik terhadap Mustafa Al-Kadhemi, yang baru saja membentuk kabinet yang dianggap ramah AS.

Namun ketika memperbarui pengabaian pada akhir September, pemerintahan Trump memberi Irak hanya 60 hari. "Kali ini, berlangsung lebih singkat yakni 45 hari," kata seorang pejabat tinggi Irak dilansir laman Arab News.

Dia mengatakan sanksi keringanan berakhir sekitar sepekan sebelum Trump berakhir menyerahkan Gedung Putih kepada Presiden terpilih Joe Biden. "Mereka (pemerintahan Trump) menginginkan kesempatan terakhir untuk berbicara," kata pejabat yang tidak menyebutkan jati dirinya itu.

Pengabaian yang lebih pendek itu terjadi di tengah kekhawatiran para pejabat Irak dan Barat bahwa Trump dapat menggunakan hari-hari terakhirnya di kantor untuk menyerang Iran dan sekutunya di Irak. Departemen Luar Negeri AS tengah menyusun rencana untuk kemungkinan penutupan kedutaan besar Amerika di Baghdad, yang telah menjadi sasaran puluhan serangan roket pada tahun lalu.

Dua pejabat Irak mengatakan mereka mengharapkan daftar sanksi terhadap kepentingan Iran di Irak menjelang penyerahan Gedung Putih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement