REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Polda Metro Jaya bersama Komando Daerah Militer Jaya (Kodam Jaya) melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan Petamburan menyusul munculnya klaster Covid-19 Petamburan.
Saat penyemprotan dilakukan, tampak sejumlah orang berbaris di ujung Jalan Petemburan III, lokasi markas FPI.
Penyemprotan dilakukan dua mobil water canon. Satu mobil menyemprotkan disinfektan dari arah Tanah Abang. Satunya lagi dari arah Slipi.
Mobil itu tampak dikawal dengan mobil patroli bertuliskan 'Ditlantas Polda Metro Jaya'. Tampak juga sejumlah aparat mengenakan motor trail dan truk ikut mengawal proses penyempotan itu.
"Selamat sore. Mohon izin kepada masyarakat sekitar, kami dari kepolisian Polda Metro Jaya sedang melakukan penyemprotan disinfektan," kata polisi lewat pengeras surara dari atas mobil patroli.
Saat penyemprotan berlangsung, sejumlah orang tampak berjaga di ujung Jalan Petamburan III. Sedangkan arus lalu lintas tetap lancar karena mobil water canon terus melaju menyemprotkan disinfektan.
Sementara itu, di SDN 01 Petamburan, Jalan Petamburan IV, polisi sedang melakukan rapid test terhadap warga sekitar. Tampak hadir memantau kegiatan ini Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Heru Novianto.
Pihak kepolisian belum memberikan keterangan kepada awak media terkait dua kegiatan ini di Petamburan.
Namun, demikian, sejumlah warga di Jalan Petamburan III disebut enggan rumahnya disemprot. Termasuk rumah pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS).
Hal ini terungkap ketika Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, Kepala Staf Kodam Jaya Brigadir Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa, dan Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Heru Novianto memberikan keterangan kepada media di Petamburan.
Para perwira itu datang ke Petamburan untuk memantau kegiatan rapid test gratis di SDN 01-03 Petamburan, Jalan Petamburan IV, Kelurahan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Ahad (22/11) sore.
Mendapat pertanyaan soal adanya penolakan untuk dilakukan penyemprotan disinfektan dari wartawan, Fadil kaget. "Emang ada yang menolak Pak Kapolres?," katanya memastikan kepada Heru.
"Ada (penolakan) dari warga tempat Habib tidak berkenan karena mereka maunya petugas PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum)," jawab Heru.
Fadil lantas mengatakan, mereka yang menolak penyemprotan disinfektan akan rugi sendiri. Sebab tujuan penyemprotan itu baik, yakni mencegah penularan Covid-19.
"Kalau menolak rugi sendiri karena tujuan kami hanya untuk kemanusiaan. Kalau menolak, masyarakat bisa tahu mana yang baik dan buruk," kata Fadil.
Heru menjelaskan, memang terdapat sejumlah masyarakat yang menolak rumahnya disemprot. "Iya (salah satunya rumah HRS)," kata dia.
Sebagian alasannya karena rumah mereka sudah disemprot disinfektan. Sebagian lain hanya mau disemprot petugas PPSU.
"Ya sudah kita lewati. Karena kan perintahnya Pak Kapolda kita kan membantu, kalau yang merasa sudah terbantu ya kita akan mencari yang lain," ujar Heru.
Heru menegaskan, pihaknya tak akan memaksa masyarakat agar mau rumahnya disemprot.
Sebelumnya, pada Sabtu (14/11), HRS menggelar acara Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pernikahan putrinya di markas FPI, Jalan Petamburan III. Ketika itu ribuan orang hadir. Mereka berkerumun dan sebagian tak menggunakan masker.
Belakangan, diketahui terdapat tujuh orang yang positif Covid-19 dari klaster Petamburan ini. Salah satunya adalah Lurah Petamburan Setiyanto.