REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memperbolehkan sekolah menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah pada awal Januari 2021. Peta zona risiko Covid-19 yang selama ini menjadi syarat untuk KBM di sekolah tak lagi digunakan. Sekolah yang berada di zona oranye (risiko sedang) bahkan zona merah (risiko tinggi) tetap bisa menggelar KBM tatap muka, asal mendapat izin dari pemerintah daerah (pemda).
Kendati demikian, belum semua daerah akan memberi izin sekolah untuk kembali menggelar KBM tatap muka. Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menilai, KBM tatap muka di sekolah masih riskan untuk dilakukan. Sebab, kasus Covid-19 masih terus mengalami kenaikan.
"Kalau kondisinya masih sama seperti ini, kita masih riskan. Karrna penerapan protokol kesehatan belum maksimal," kata Sekteraris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, Senin (23/11).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, kasus terkonfirmasi Covid-19 di daerah itu masih mengalami peningkatan setiap harinya. Total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang tercatat hingga Senin berjumlah 609 kasus, dengan rincian 360 orang telah dinyatakan sembuh, 225 orang masih dalam perawatan, dan 24 orang meninggal dunia. Saat ini, Kota Tasikmalaya masih berstatus zona oranye.
Menurut Ivan, kasus yang masih terus meningkat itu harus menjadi peringatan untuk semua pihak agar terus menerapkan protokol kesehatan. Sebab, ia menilai, masih banyak masyarakat yang abai dalam penerapan protokol kesehatan. Karenanya, ia mengatakan, KBM di sekolah masih riskan jika kondisi pada awal tahun nanti masih sama seperti saat ini.
Ia menjelaskan, pada dasarnya seluruh kegiatan masyarakat dapat dilakukan di tengah pendmi Covid-19. Asalkan, protokol kesehatan tetap harus diterapkan.
"Sama di sekolah, harus bisa dilakukan secara konsisten. Mudah-mudahan kesadaran ini terus meningkat," kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Budiaman Sanusi mengatakan, saat ini pihaknya masih terus melakukan persiapan terkait pelaksanaan KBM di sekolah. Apalagi, menurut dia, sudah banyak orang tua dan guru yang menginginkan agar sekolah dapat kembali menggelar KBM tatap muka.
"Kami sudah istruksikan para kepala bidang untuk segera mengundang para kepala sekolah mempersiapkan infrastruktur yang layak. Karena meski akan dibuka pada januari, kita harus lihat kondisi di lapangan," kata dia.
Menurut dia, syarat utama untuk kembali menggelar, sekolah harus mendapat izin dari orang tua siswa. Pasalnya, pasti ada orang tua yang tak mengizinkan anak-anaknya belajar di sekolah jika pandemi Covid-19 belum selesai.
Selain itu, hal terkait sarana dan prasarana sekolah untuk penerapan protokol kesehatan juga mesti dipersiapkan ulang. Sebab, ia menegaskan, yang paling utama dalam KBM tatap muka adalah kepastian para siswa tak terpapar Covid-19.
Budiaman juga meminta pihak sekolah untuk mempersiapkan terkait sarana dan prasarana. Dengan begitu, ketika sekolah diizinkan dibuka, protokol kesehatan tetap bisa berjalan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, kasus Covid-19 secara nasional masih terus mengalami peningkatan. Ia menduga, peningkatan yang terjadi saat ini masih belum menyentuh puncak pandemi Covid-19.
"Mungkin masih menuju ke puncak, belum masuk ke second wave. Kita tidak tahu kapan akan berakhir. Artinya, mau berapa lama kita menghentikan segala sesuatu?" kata dia.
Ia menjelaskan, pada dasarnya, segala kegiatan dapat berjalan di tengah pandemi Covid-19, asalkan semua pihak menjalankan protokol kesehatan secara bertanggung jawab dan sungguh-sungguh. Begitu pula dengan kegiatan pendidikan.