REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Striker Watford Troy Deeney menilai ada semacam bias yang cenderung menguntungkan tim-tim besar saat wasit menggunakan perangkat Video Assistant Referee (VAR) dalam mengambil keputusan. Deeney merujuk pada sejumlah keputusan kontroversial wasit David Coote saat memimpin laga Manchester United kontra West Bromwich Albion, Ahad (22/11) malam WIB.
Dalam laga pada pekan kesembilan Liga Primer Inggris itu, Coote sempat memberikan hadiah tendangan penalti kepada the Baggies. Pasalnya, gelandang United Bruno Fernandes dianggap melanggar gelandang West Brom Connor Galagher pada awal babak kedua. Namun, setelah melihat VAR, Coote menganulir keputusan tersebut.
Hanya berselang beberapa menit, Coote justru memberikan hadiah tendangan penalti buat United setelah Darnell Furlong dinilai melakukan handball. Kontroversi tidak berhenti sampai di situ. Fernandes, yang menjadi eksekutor tendangan penalti United itu, gagal melaksanakan tugasnya. Namun, Coote memberikan kesempatan kedua kepada Fernandes. Sebab, kiper West Brom Sam Jonhstone dinilai bergerak lebih awal melewati garis gawang.
Pada kesempatan keduanya, Fernandes berhasil merobek gawang The Baggies. Gol ini mengantarkan MU memetik kemenangan perdana di Stadion Old Trafford di Liga Primer Inggris, musim ini.
Deeney pun menyoroti keputusan Coote menganulir keputusannya sendiri usai menilik rekaman video via VAR pada hadiah tendangan penalti untuk The Baggies. Striker asal Inggris menilai, wasit ataupun operator VAR memiliki bias klub-klub besar saat mengeluarkan keputusan. Bias dalam pengambilan keputusan ini cenderung menguntungkan klub-klub besar.
"Saya rasa, ada bias klub-klub besar saat kita berbicara tentang VAR. Bagaimanapun, tetap ada elemen manusia di VAR, yaitu dari operator. Lihatlah laga Manchester United. Keputusan penalti diubah. Wasit terlihat tidak yakin dan membutuhkan pertimbangan kedua lewat VAR. Mungkin apabila United yang mendapatkan hadiah tendangan penalti itu, wasit tidak akan mengubah keputusannya," tutur Deeney kepada TalkSports, Senin (23/11).
Penyerang berusia 32 tahun itu pun menyebut, bias itu sudah dirasakan saat Watford masih berkiprah di Liga Primer Inggris. Kendati begitu, Deeney juga mengakui, bias terhadap klub-klub besar ini juga terjadi di Divisi Championship. Deeney pun menyebut, klubnya kerap mendapatkan keuntungan tersendiri di Divisi Championship pada musim ini.
"Saat kondisinya 50/50, maka wasit akan lebih condong 70/30 untuk tim besar. Namun, wasit sepertinya tidak melakukan ini dengan sengaja. Kami juga mendapatkan keuntungan ini di Divisi Championship. Di kompetisi itu, kami terhitung tim besar. Kami mencetak gol, tapi bola tidak melewati garis gawang. Namun, wasit tetap mengesahkan gol itu. Saat Anda menjadi tim yang lebih besar dan difavoritkan, maka suara Anda akan lebih didengar, ketimbang tim yang lebih kecil," kata Deeney.