REPUBLIKA.CO.ID, oleh Muhyiddin, Febryan. A, Flori Sidebang
Kegiatan Habib Rizieq Shihab (HRS) dituding berdampak pada lonjakan kasus penyebaran Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Penambahan kasus diketahui setelah dilakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam kerumuman kegiatan tersebut.
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes dr. Muhammad Budi Hidayat mengungkapkan, dalam dua pekan terakhir terdapat beberapa kerumunan massa di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat yang terkait dengan kegiatan HRS.
Kerumunan pertama, yaitu saat kedatangan HRS di Banda Soekarno-Hatta di Banten. Kedua, kerumunan di wilayah DKI Jakarta yang terkait dengan pernikahan putri HRS di Petamburan dan kegiatan Maulid Nabi di Tebet. Sedangkan, yang ketiga ceramah HRS dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw di Megamendung, Jawa Barat.
Menurut Budi, tiga kegiatan di wilayah yang berbeda itu telah memunculkan klaster penularan baru Covid-19 di Indonesia.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan PCR di Labkesda pada 21 November 2020 ditemukan di Tebet total 50 kasus positif, di petamburan sebanyak 30 kasus positif dan di Megamendung terdapat 15 sedang menunggu hasil pemeriksaan,” ujar Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di akun Youtube BNPB, Jakarta, Ahad (22/11).
Dengan demikian, jumlah kasus orang positif tertular Covid-19 telah mencapai 95 orang. Dari data tersebut terlihat kenaikan kasus penularan Covid-19 cukup tinggi. Karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat yang mengikuti kegiatan HRS untuk mengisolasi diri di rumah.
“Atas adanya kerumunan pada kegiatan yang dilakukan dalam rangka acara keagamaan dan pernikahan tersebut, Kemenkes mengimbau semua orang yang mengikuti acara-acara tersebut dan siapapun yang merasa telah kontak erat dengan orang yang hadir, agar melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari,” kata Budi.
Jika selama melakukan karantina mengalami gejala terinfeksi Covid-19 seperti, batuk, pilek, sesak nafas, sakit tenggorokan, serta hilang indra penciuman dan perasa, budi menyarankan agar segera mengunjungi Puskesmas terdekat untuk dilakukan tes usap (PCR-test).
Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Prof. Abdul Kadir mememastikan negara hadir dan bertanggung jawab dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 termasuk dalam kasus kegiatan HRS tersebut.
“Negara hadir dan bertanggung jawab dalam memutus mata rantai penularan sekaligus menyediakan perawatan terbaik bagi masyarakat yang tertular Covid-19. Kami Meminta masyarakat agar terbuka dan mendukung para relawan pelacak kontak sebagai kontribusi memotong rantai penularaan,” jelasnya.
Ia pun mengajak sikap proaktif masyarakat untuk mau dan peduli dengan bersedia mendatangi titik-titik layanan kesehatan untuk diperiksa kesehatannya. “Masyarakat bisa menjadi pahlawan kesehatan dengan kesediaan mereka untuk diperiksa serta menginformasikan siapa saja telah kontak erat dengannya jika ditemukan yang bersangkutan positif Covid-19,” kata Abdul Kadir.
Pada Senin (23/11), Polda Metro Jaya bersama Kodam Jaya menggelar rapid test massal garatis di Gelanggang Remaja Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, pada Senin (23/11). Sebelumnya, kegiatan serupa digelar di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Ahad (22/11).
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, kegiatan ini digelar sehubungan dengan pernyataan Satuan Tugas Covid-19 bahwa telah muncul klaster penyebaran Tebet. Musababnya adalah kerumunan ratusan orang saat Maulid Nabi yang turut dihadiri pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) di Majelis Taklim dan Zikir Al-A'faf di Tebet pada Jumat (13/11).
"Kita berharap agar kasus-kasus ini tidak menjadi tambah besar, kita lakukan testing. Bagi yang reaktif kita langsung laksanakan swab sehingga bisa dilakukan langkah-langkah treatment dan dirawat di rumah sakit," kata Fadil di usai memantau kegiatan rapid test di Tebet.
In Picture: Pascakerumunan, Water Cannon Polisi Semprotkan Disinfektan
Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Budi Sartono mengatakan, kegiatan rapid test massal ini diselenggarakan selama tiga hari. Tiap hari disediakan 200 alat rapid test.
"Kalau ada yang reaktif, maka akan dilanjut dengan tes PCR (swab test)," kata Budi pada kesempatan sama.
Warga yang dinyatakan positif, lanjut dia, bakal ditangani Bidangan Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya. Adapun perawatan warga akan ditangani Biddokkes berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta maupun Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan.
Kegiatan itu diikuti puluhan warga pada Senin sore. Salah satu di antaranya adalah Sukiman (49 tahun), warga RW 05, Kelurahan Kebon Baru, Tebet. Ia mengaku antusias mengikuti kegiatan ini untuk memastikan kesehatannya lantaran sempat mengikuti kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri HRS.
"Saya ikut kemarin waktu Habib Rizieq ke sini. Kami rindu dengan beliau karena sudah 3,5 tahun tidak pulang. Saat selesai acara saya sampai berdesakan supaya bisa memegang tangan beliau," kata Sukiman, yang datang rapid test mengenakan sarung, baju koko, dan peci putih itu.
Selain rapid test massal gratis, Polda Metro Jaya juga melakukan penyemprotan disinfektan menggunakan mobil water canon di sejumlah titik di Kelurahan Tebet Timur. Mulai dari RW 1, RW 3, dan titik lokasi Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman, enggan berkomentar banyak terkait berbagai kegiatan polisi di kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, dekat markas FPI. Ia juga enggan menanggapi sejumlah pernyataan polisi terkait pimpinan FPI HRS.
"EGP (emang gue pikirin) lah mereka mau ngomong apa," kata Munarman singkat kepada Republika, Ahad (22/11).
Munarman enggan menanggapi pernyataan polisi yang menyebut HRS tidak mau rumahnya disemprot disinfektan oleh aparat kepolisian. Ia juga enggan menanggapi upaya polisi mendatangi kediaman HRS untuk meminta Imam Besar FPI itu menjalani swab test.
"Alhamdulillah kondisi HRS sekarang sehat," ucap Munarman.
Camat Tebet, Dyan Airlangga, membantah pernyataan pihak Kemenkes yang menyebut 50 warganya positif Covid-19 setelah mengikuti kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri HRS di Tebet alias klaster Tebet. Dyan menyebut, 50 orang positif itu hasil tes secara acak terhadap warga Tebet, bukan berarti mereka semua mengikuti acara Maulid.
"50 itu memang acak saja dari warga yang tidak enak badan atau dia habis jalan dari mana gitu," kata Dyan, Senin (23/11).
Sebanyak 50 orang positif Covid-19 itu, lanjut dia, ditemukan dari hasil swab test yang dilakukan Puskesmas Tebet sejak Senin (16/11) sampai Kamis (19/11) pekan lalu. Swab test tersebut memang tidak dikhususkan bagi mereka yang sempat menghadir acara Maulid.
"Saya sudah tanya ke Puskemas, memang itu acak saja," kata Dyan menegaskan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengaku sempat menghadiri langsung acara yang berlangsung pada Jumat (13/11) tersebut. Dia mengungkapkan, kerumunan massa di Tebet memang memiliki jumlah peserta paling banyak dibandingkan dengan peringatan Maulid Nabi yang ia hadiri selama pandemi Covid-19.
"Jadi memang yang di Tebet ada perbedaan dari tempat-tempat maulid yang lain ya. Di Tebet yang hadir cukup banyak dari yang pernah saya hadiri," kata Ariza di Mapolda Metro Jaya, Selasa (23/11) malam.
Meski dihadiri oleh banyak orang, menurut dia, penerapan protokol kesehatan Covid-19 dalam kegiatan tersebut tetap dilaksanakan. Salah satunya, yakni peserta yang hadir mengenakan masker.
"Di Tebet juga secara umum yang saya ketahui menggunakan masker, kemudian juga ada penjagaan, pengawasan dan sebagainya. Namun, memang jumlahnya lebih banyak dari yang lain," jelas dia.