Selasa 24 Nov 2020 16:37 WIB

Joe Biden Bicara dengan Pemimpin Arab Pertama Sejak Terpilih

Joe Biden berbicara dengan Raja Yordania untuk memperkuat kemitraan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Raja Yordania Abdullah II.
Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Raja Yordania Abdullah II.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan percakapan via telepon dengan Raja Yordania Abdullah II pada Senin (23/11). Itu merupakan pembicaraan perdana Biden dengan pemimpin Arab sejak dinyatakan memenangkan pemilihan presiden AS.

Dalam pembicaraan itu, Biden menyampaikan terima kasih kepada Raja Abdullah atas ucapan selamatnya yang hangat dan tekad memperkuat kemitraan strategis AS-Yordania. Biden berharap dapat bekerja sama dengan Raja Abdullah dalam berbagai isu. 

Baca Juga

Isu tersebut antara lain penanganan Covid-19, perubahan iklim, terorisme, termasuk solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. "Dia (Biden) menyampaikan apresiasi atas peran tak ternilai Yordania dalam menampung pengungsi Suriah dan regional lainnya," kata tim transisi Biden-Kamala Harris dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Israel National News.

General Services Administration (GSA), sebuah badan independen pemerintah di AS, telah mengumumkan bahwa Biden dapat memulai proses transisi secara resmi pada Senin (23/11). Biden kini diperkenankan mengakses jutaan dolar dalam dana federal dan sumber daya lain untuk proses peralihannya menjadi orang pertama di Gedung Putih.

"Seperti yang dinyatakan, karena perkembangan terkini yang melibatkan gugatan hukum dan sertifikasi hasil pemilu, saya telah menetapkan bahwa Anda (Biden) dapat mengakses sumber daya dan layanan pasca-pemilu yang dijelaskan dalam Pasal 3 Undang-Undang jika diminta," kata administrator GSA Emily Murphy.

Murphy mengatakan,  dia membuat keputusan secara independen dengan mengutip hukum dan fakta yang tersedia. "Saya tidak pernah secara langsung atau tidak langsung ditekan oleh pejabat Cabang Eksekutif mana pun, termasuk mereka yang bekerja di Gedung Putih atau GSA, sehubungan dengan substansi atau waktu keputusan saya," ujarnya.

Direktur eksekutif tim transisi Biden, Yohannnes Abraham, menyambut keputusan GSA. Menurutnya, langkah GSA merupakan tindakan administratif untuk secara resmi memulai proses transisi dengan badan federal.

"Di hari-hari mendatang, pejabat transisi akan mulai bertemu dengan pejabat federal untuk membahas respons pandemi, memiliki perhitungan penuh tentang kepentingan keamanan nasional kami, dan mendapatkan pemahaman lengkap tentang upaya administrasi Trump untuk melubangi lembaga pemerintah," kata Abraham. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement