Rabu 25 Nov 2020 10:46 WIB

Poyuono Nilai Penangkapan Edhy Pukulan Besar Bagi Prabowo

Dengan ditangkapnya Edhy, Poyuono mnenyebut cita-cita Prabowo menjadi Presiden tamat.

Rep: Arif Satrio Nugroho, Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Gerindra, Arief Poyuono menyebut penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo, yang merupakan politikus Gerindra, adalah sebuah tamparan bagi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Arief menyebut hal ini adalah hal yang ironis.

"Ini pelajaran besar sekaligus tabokan besar bagi Prabowo sebagai bos besarnya Edhy Prabowo," kata Arief Poyuono dalam pesan singkatnya, saat dikonfirmasi pada Rabu (25/11).

Baca Juga

"Bahwa ternyata mulut yang sudah berbusa busa dengan mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat ternyata justru Edhy Prabowo anak buahnya dan asli didikan Prabowo sendiri justru menjadi menteri pertama pada era Jokowi yang terkena operasi tangkap tangan," kata dia.

Poyuono mengatakan, seharusnya Prabowo Subianto yang ingin Indonesia bersih dari KKN, mengingatkan dan melarang para kadernya dan keluarganya untuk memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis. Poyuono menyoroti izin ekspor lobster.

Izin itu, menurut Poyuono, konon banyak diberikan kepada perusahaan perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga. "Tapi nyata (Prabowo) justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," kata dia.

Dengan ditangkapnya Edhy Prabowo, Poyuono mnenyebut cita cita Prabowo menjadi Presiden Indonesia sudah tamat. Penangkapan ini, kata dia juga akan berpengaruh terhadap elektabilitas partai Gerindra.

Ia mengatakan, Prabowo Subianto harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya hingga berpotensi besar menghancurkan marwah partai.

"Atau jika prabowo genteleman, dia harus mundur dari kabinet jokowi - Maruf amin serta mundur dari Gerindra," ujar Poyuono.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengamankan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di Bandara Soekarno Hatta pada Rabu (25/11) dini hari. Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengungkapkan tangkap tangan terhadap Edhy berkaitan dengan ekspor benih lobster atau benur di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Benar KPK tangkap, berkait ekspor Benur, tadi pagi jam 01.23 di Soeta. Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan (Edhi Prabowo)," kata Ghufron, Rabu (25/11).

Hingga saat ini, Partai Gerindra masih enggan berkomentar banyak perihal kabar penangkapan Edhy. "Kalau sudah tahu masalahnya kita baru berkomentar," singkat Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad saat dikonfirmasi, Rabu (25/11).

photo
Infografis Daftar Menteri Menjadi Tersangka Korupsi - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement