Rabu 25 Nov 2020 12:10 WIB

Biden Sebut Enam Orang Pilihannya Siap Memimpin Dunia

Biden memilih enam orang untuk menjadi diplomat utamanya dan penasihat intelijen

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Presiden terpilih Joe Biden menghadiri briefing keamanan nasional di The Queen theater, Selasa, 17 November 2020, di Wilmington, Del.
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden terpilih Joe Biden menghadiri briefing keamanan nasional di The Queen theater, Selasa, 17 November 2020, di Wilmington, Del.

REPUBLIKA.CO.ID, WILMINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden memilih enam orang untuk menjadi diplomat utamanya dan penasihat intelijen. Menurut Biden, mereka akan menerapkan kembali multilateralisme, kerja sama global, dan memerangi perubahan iklim.

“Ini adalah tim yang akan menjaga negara kita dan rakyat kita tetap aman dan terlindungi. Ini adalah tim yang mencerminkan fakta bahwa Amerika telah kembali. Siap memimpin dunia, bukan mundur,” kata Biden dikutip dari Arab News.

Baca Juga

Biden memperkenalkan pilihannya untuk menteri luar negeri yaitu

Antony Blinken. Dengan sosok mantan wakil menteri luar negeri ini, Biden berjanji untuk menjalin kerja sama di seluruh dunia karena AS tidak dapat menyelesaikan masalah global sendiri.

Sedangkan Linda Thomas-Greenfield menjadi pilihan Biden untuk duta besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Saya ingin mengatakan kepada Anda: Amerika telah kembali. Multilateralisme kembali. Diplomasi sudah kembali," katanya merujuk pada perempuan kulit hitam itu.

Sedangkan mantan menteri luar negeri John Kerry dipilih Biden sebagai utusan khususnya untuk perubahan iklim. Keputusan ini mengonfirmasi bahwa pemerintahan baru akan membawa AS kembali ke dalam kesepakatan Iklim Paris setelah Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan penting itu pada 2015.

Biden juga memperkenalkan Alejandro Mayorkas kelahiran Kuba, yang akan menjadi Menteri Keamanan Dalam Negeri. Avril Haines ditunjuk sebagai direktur intelijen nasional dan Jake Sullivan sebagai penasihat keamanan nasional Gedung Putih.

Ketiga sosok tersebut berjanji untuk menjaga lingkungan profesionalisme di antara pejabat pemerintah yang akan mereka awasi. Pernyataan ini secara tidak langsung mengacu pada politisasi pemerintah yang membuat banyak birokrasi kesulitan di bawah kepemimpinan Trump.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement