Rabu 25 Nov 2020 23:56 WIB

UEA akan Kembali Selenggarakan Sholat Jumat

Sholat Jumat di UEA akan kembali diselenggarakan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
UEA akan Kembali Selenggarakan Sholat Jumat. Foto: Masjid Sheikh Zayed - Abu Dhabi, UEA
UEA akan Kembali Selenggarakan Sholat Jumat. Foto: Masjid Sheikh Zayed - Abu Dhabi, UEA

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Masjid di seluruh Uni Emirat Arab (UEA) akan dibuka kembali untuk sholat Jumat, mulai dari 4 Desember. Juru Bicara National Emergency Crisis and Disasters Management Authority (NCEMA) UEA, Dr Saif Al Dhaheri mengatakan, bahwa masjid akan dibuka kembali untuk jamaah 30 menit sebelum sholat Jumat, dan akan tutup 30 menit kemudian.

Hal tersebut disampaikan selama briefing media yang diadakan oleh Pemerintah  UEA untuk menguraikan perkembangan terbaru sehubungan dengan penanggulangan pandemi virus corona pada Selasa (24/11).

Baca Juga

"Khotbah Jumat bersama dengan sholat tidak boleh lebih dari 10 menit; Pekerja dan relawan masjid akan mengatur keluar masuknya jamaah," kata Al Dhaheri, dilansir dari laman Gulf News pada Rabu (25/11).

Dia mengatakan, semua jamaah harus memakai masker dan membawa sajadah sendiri, dan tidak boleh ditinggalkan di dalam masjid atau dibagikan dengan orang lain.

"Para jamaah juga harus menghindari menyentuh permukaan dan gagang pintu. Mereka harus mematuhi dan mempertahankan rambu-rambu jarak yang jelas untuk menghindari kemungkinan terjadinya keramaian," ucap Al Dhaheri.

"Para jamaah yang ingin membaca Alquran disarankan untuk melakukannya melalui Alquran pribadi atau ponsel pintar mereka. Mereka juga disarankan mengunduh aplikasi terkait Covid-19 dan mengaktifkannya saat beribadah," kata Al Dhaheri.

"Wudhu harus dilakukan di rumah dan warga lanjut usia, anak-anak dan mereka yang menderita penyakit kronis atau penyakit pernafasan dan mereka yang menderita kekebalan tubuh yang lemah harus melaksanakan shalat di rumah, berdasarkan fatwa dari Dewan Fatwa UEA," lanjutnya.

Ia mengatakan, tempat wudhu, toilet dan tempat sholat wanita akan tetap ditutup. "Kami mengumumkan perubahan waktu sholat 15 menit sebelum azan, dan 10 menit setelah sholat, kecuali sholat Maghrib, yang akan disebut lima menit sebelum azan," kata dia.

Al Dhaheri menjelaskan, bahwa larangan membagikan makanan dan air akan tetap berlaku. Kemudian dia menambahkan, masjid dan gereja di kawasan industri juga akan terus ditutup.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement