REPUBLIKA.CO.ID, AMBI – Pada November 2020, para siswa yang merupakan anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) Desa Dwi Karya Bakti, kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi telah mulai bersekolah seperti biasa. Mereka bersekolah setiap hari, akan tetapi waktunya tidak full/ hanya setengah hari saja. Hal itu mereka lakukan setelah beberapa pekan pihak sekolah menerapkan sistem masuk sekolah 1 kali dalam seminggu.
Para siswa itu merupakaan dampingan Lembaga Beasiswa Baznas (LBB). Siaran pers LBB yan diterima Republika.co.id, Senin (23/1) menyebutkan, mereka tampak bersemangat kembali untuk memulai pelajaran yang tertinggal. Selama beberapa bulan terakhir sejak wabah Covid-19 melanda Indonesia, mereka hanya diberi tugas yang menumpuk yang membuat mereka tidak begitu efektif menerima pelajaran (pembelajaran online).
Selama beberapa waktu belakangan terakhir sebagian dari mereka memang mengisi waktu untuk ikut orang tua berladang di hutan dan mencari makanan dari hutan. Mendengar pemberitahuan dari pihak sekolah bahwa sekolah diadakan secara offline, mereka langsung bergegas kembali ke pemukiman masing-masing dan sangat semangat menyambut untuk bersekolah.
"Hari ini kami disuntik/imunisasi. Kata ibu guru kami demi kesehatan dan agar tubuh kami tetap terjaga dari penyakit. Tapi ada juga kawan kami yang takut disuntik dan menolaknya. Akhirnya kawan kami dibujuk sama bu guru dan teman-tema yang lain untuk tetap diberi imunisasi," kata Encai salah satu anak SAD yang saat ini duduk dibangku kelas 5.
Mereka juga sangat senang, karena bisa berinteraksi kembali dengan guru dan temannya di sekolah.
LBB berharap semoga wabah segera berakhir, dan keceriaan untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka dapat terlaksana seperti sedia kala. Aamiin.