REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar Komunikasi Politik Universitas Andalas (Unand) Sumatra Barat Najmuddin M Rasul menilai penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh KPK tidak signifikan mempengaruhi elektabilitas pasangan calon (paslon) yang diusung Partai Gerindra pada Pilkada 2020.
"Masyarakat Indonesia, termasuk Sumatra Barat sudah cerdas dalam berpolitik dan lebih menilai personal calon seperti rekam jejak, integritas, tanggung jawab, dan kerja nyata selain ini," kata dia di Padang, Kamis (26/11).
Ia menilai bahwa calon gubernur, wali kota, dan bupati yang diusung Gerindra mendapat kesempatan dari penangkapan Edhy Prabowo itu untuk menjelaskan situasi politik nasional kepada masyarakat di daerah. "Calon kepala daerah yang diusung Gerinda dapat menjelaskan kepada masyarakat perilaku Edhy Prabowo tidak mencerminkan Gerindra dan calon di daerah dan apa yang dilakukannya itu bukan keinginan partai. Partai sangat mengutuk hal itu," tutur Najmuddin.
Sementara itu calon Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan masyarakat Sumbar sudah cerdas berpolitik. Masyarakat akan melihat integritas dan pengalamannya bersama Indra Catri sebagai kepala daerah.
"Sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kami, lagi pula yang memilih kami masyarakat Sumbar. Masyarakat sudah paham dengan integritas. Pengalaman saya sudah 20 tahun di birokrasi tidak pernah masalah dan Indra Catri juga sudah dua periode di Agam tidak pernah ada kasus," katanya.
Ia menegaskan dirinya dan Indra Catri berkomitmen membangun Sumbar dan mewujudkan Sumbar unggul untuk semua. "Saya harap masyarakat tidak terpengaruh dan yakinlah kami berkomitmen membangun Sumbar," katanya.
Seperti diketahui, Edhy Prabowo yang juga kader Gerindra ditetapkan sebagai tersangka penerima suap terkait dengan urusan ekspor benih lobster atau benur.