Jumat 27 Nov 2020 16:15 WIB

Lewis Hamilton: F1 Harus Berperan dalam Penegakan HAM

F1 tidak boleh hanya ada sebagai olahraga saja.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Pembalap Mercedes Lewis Hamilton dari Inggris
Foto: AP/Tolga Bozoglu/POOL EPA
Pembalap Mercedes Lewis Hamilton dari Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, BAHRAIN -- Pembalap Formula Satu (F1) tim Mercedes, Lewis Hamilton menyebut masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh penyelenggara F1. Menurutnya, hak asasi manusia (HAM) menjadi salah satu hal penting untuk operator balapan jet darat tersebut. 

Juara F1 musim itu mengajak momen GP Bahrain musim 2011 yang ditunda akibat demonstrasi besar-besaran di semenanjung Arab. Menurutnya, hal tersebut seharusnya membuat banyak orang sadar akan perubahan ke arah yang lebih baik.

"HAM adalah isu yang terus bergulir secara konsisten dan masalah masif. Ini adalah persoalan penting," kata Hamilton seperti dilansir Fox Sports, Jumat (27/11).

Menurut pemegang tujuh gelar juara dunia tersebut, F1 tidak boleh hanya ada sebagai olahraga saja, tetapi menjadi salah satu medium bersuara untuk publik.

"Di sini banyak orang berasal dari negara yang berbeda, tapi masih berpikir ini hanya olahraga. Kami butuh hal yang lebih," ujarnya. 

Ia berpendapat, sebenarnya F1 sudah selangkah lebih baik untuk menyuarakan keadilan seperti mendukung kampanye 'Black Lives Matter' (BLM). Tapi Hamilton ingin yang lebih intens daripada itu. 

“Penting untuk mengimplementasikannya di jalur yang benar. Bukan hanya lisan, tapi juga tindakan untuk melakukan sesuatu. Kita sudah melakukan beberapa aksi nyata di sini," ucapnya. 

"Oleh karena itu, tinggal kami terus bekerja dengan semua latarbelakang untuk mendukung ini," kata dia menambahkan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement