Sabtu 28 Nov 2020 16:54 WIB

Ilmuwan Iran Dibunuh, Parlemen: Sudah Waktunya Membalas

Iran menduga Israel terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nukir mereka.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhrizadeh
Foto: EPA
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhrizadeh

REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Iran menekankan akan melakukan pembalasan atas terbunuhnya ilmuwan nuklir oleh penyerang yang dikaitkan dengan Israel. Peristiwa ini menjadi pembunuhan tingkat tinggi kedua tahun ini setelah komandan Garda Revolusi Iran (IRGC) Jenderal Qassem Soleimani dalam serangan udara Amerika Serikat pada Januari.

Ilmuwan nuklir terkemuka yang mengepalai penelitian dan inovasi di Kementerian Pertahanan Iran, Mohsen Fakhrizadeh, meninggal di pinggiran ibu kota Teheran pada Jumat (27/11). Pembunuhan Fakhrizadeh telah menarik reaksi keras di Teheran.

Baca Juga

Ketua Parlemen Iran, Mohammad Baqer Qalibaf, mengatakan waktu untuk menahan diri berakhir. Sudah waktunya bagi Iran untuk membalas dendam atas pembunuhan ilmuwan itu.

Menteri Luar Negeri, Javad Zarif, mengutuk pembunuhan ilmuwan nuklir itu dengan mengatakan Israel kemungkinan besar terlibat di dalamnya. "Kepengecutan ini  dengan indikasi serius dari peran Israel, menunjukkan penghasutan yang putus asa dari para pelaku," kata Zarif.

"Iran menyerukan komunitas internasional - dan terutama Uni Eropa - untuk mengakhiri standar ganda mereka yang memalukan dan mengutuk tindakan teror negara ini," ujar Zarif dikutip dari Anadolu Agency.

Senada dengan Zarif, Kepala Staf Angkatan Darat Iran, Jenderal Mohammad Baqeri, juga mengeluarkan pernyataan menuduh teroris yang berafiliasi dengan Israel. Pembunuhan ini dinilai sebagai pukulan berat bagi sektor pertahanan negara.

Penasihat militer tertinggi Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan calon kuat untuk pemilihan presiden tahun depan, Jenderal Hossein Dehghan, juga menyalahkan Israel.

Deghan mengatakan Israel dengan sekutu dari Amerika Serikat Donald Trump pada hari-hari akhirnya melakukan segala upaya untuk memicu perang habis-habisan dengan Iran. Dia mengancam, mereka akan menyesal atas tindakan yang telah dilakukan.

Komandan tertinggi IRGC, Jenderal Hossein Salami, menyebut pembunuhan itu sebagai provokasi oleh kekuatan dominan untuk konfrontasi dengan Iran. Menteri Intelijen, Mahmoud Alavi, dalam sebuah pernyataan tegas, mengatakan negaranya akan membalas dendam dari para pelaku tindakan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement