REPUBLIKA.CO.ID, BINTAN -- Limbah minyak berwarna hitam mencemari objek wisata pantai di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), salah satunya kawasan madu tiga beach and resort.
Pihak pengelola madu tiga Amran, mengatakan limbah tersebut mulai mengotori bibir pantai pada Jumat (27/11) malam. Amran menyatakan sempat menutup sementara kawasan pantai menggunakan tali pembatas dan pemberitahuan larangan pengunjung bermain atau mandi di pantai karena limbah minyak hitam.
"Tutup sejak Sabtu (28/11) pagi. Tapi sore harinya kembali dibuka, karena sudah dibersihkan oleh tim kami," kata Amran, Ahad (29/11).
Kawasan pesisir Bintan, setiap tahunnya jadi langganan pencemaran limbah minyak hitam, terutama saat musim angin utara. Limbah tersebut diduga bukan berasal dari perairan Indonesia, melainkan perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura.
"Kami khawatir, keberadaan limbah ini membuat pengunjung enggan bermain di pantai, karena mereka tidak bisa mandi," tutur dia.
Salah seorang pengunjung madu tiga Ogi mengaku terkena cairan limbah minyak hitam saat berenang di pantai tersebut, Ahad (29/11) sore.
"Usai berenang, pada bagian telapak kaki ada bercak hitam, setelah dicek ternyata cairan minyak hitam," ujarnya.
Limbah minyak hitam memang dapat mengganggu sektor pariwisata di Bintan, yang notabane mengandalkan wisata alam bahari. Tidak cuma itu, limbah tersebut juga dapat merugikan warga Bintan, yang mayoritas nelayan karena laut tercemar membuat mereka kesulitan mendapatkan ikan.
Seorang nelayan di Berakit, Bintan Ahmad mengharapkan pemerintah terkait mulai menyiapkan langkah antisipasi buat mencegah adanya limbah minyak hitam di daerah pesisir Bintan.
"Jangan seperti tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah seakan tidak ada solusi untuk menangani limbah ini, sehingga kami (nelayan) yang sangat dirugikan setiap tahunnya," katanya menegaskan.