REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ketua Parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf mengatakan rakyat Iran sudah banyak mengalami kehilangan seperti pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh. Dalam pidatonya di gedung parlemen tersebut, Ghalibaf mengatakan ia yakin kematian Fakhrizadeh membuka jendela kemajuan.
"Seperti saat ini, mereka akan membuktikan pada musuh kemartiran Dr Mohsen Fakhrizadeh akan membuka pintu baru bagi kemajuan negeri dan membuat teroris malu dan pendukungnya menyesal," kata Ghalibaf seperti dikutip Aljazirah, Ahad (30/11) kemarin.
Ghalibaf maju dalam pemilihan presiden 2017 melawan Hassan Rouhani lalu dan menjadi kandidat unggulan pemilihan presiden tahun depan. Ia mengatakan satu-satunya cara untuk mencegah serangan di masa depan adalah menunjukkan 'reaksi yang keras'.
Ia menambahkan semua angkatan bersenjata dan organisasi di Iran harus menahan diri untuk mengirimkan 'sinyal apa pun yang mengindikasi kelemahan atau kepercayaan pada sistem politik Amerika Serikat (AS)'. Pihak berwenang Iran bersumpah akan menggelar 'pembalasan yang keras' atas pembunuhan Fakhrizadeh.
Janji yang sama pernah mereka ucapkan usai Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan pesawat tanpa awak ke Bandara Internasional Baghdad. Serangan itu menewaskan komandan Garda Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani pada awal Januari lalu.
Ketegangan yang dipicu pembunuhan Fakhrizadeh ini terjadi saat Trump akan meninggal Gedung Putih dalam beberapa pekan lagi. Trump akan lengser setelah kalah dalam pemilihan presiden 3 November lalu dari kandidat Partai Demokrat Joe Biden yang berjanji mengurangi sikap keras Washington terhadap Teheran.