REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Satgas Tinombala saat ini sedang bekerja keras mencari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang telah melakukan pembunuhan satu keluarga dan pembakaran rumah di Kapubaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono, meminta masyarakat percaya kalau Polri dan TNI bisa menangkap kelompok tersebut.
"Percayalah Satgas Tinombala telah bekerja keras di sana. Buktinya kemarin dua anggota MIT ditangkap dan ditembak. Perlu diketahui wilayah di sana tidak gampang. Disana itu memiliki ketinggian hingga 2.500 mdpl dan hutan belantara," katanya saat virtual konferensi pers melalui akun Youtube, Senin (30/11).
Dia meminta doa restu kepada masyarakat agar bisa menangkap kelompok MIT. "Mohon doa restu agar Satgas dapat segera mengungkap jaringan ini," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) Kombes Didik Supranoto mengatakan sampai saat ini Satgas Tinombala TNI dan Polri masih melakukan pencarian terhadap kelompok MIT hingga tiga kabupaten di Sulteng. Mereka diduga melakukan pembunuhan satu keluarga di Kabupaten Sigi.
"Saat ini Satgas Tinombala TNI dan Polri masih melakukan pengejaran di wilayah penghubungan Kabupaten Sigi, Parigi Mautong dan Poso serta melakukan penyekatan di titik yang diduga sebagai lintasan pergerakan MIT," katanya saat dihubungi Republika di Jakarta.co.id, Senin (30/11).
Kemudian, dia tidak menjelaskan lebih lanjut terkait apa saja yang sudah ditemukan oleh Satgas Tinombala. "Sampai saat ini masih dilakukan pengejaran. Nanti akan saya informasikan lebih lanjut," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan rasa dukacita terhadap para keluarga korban pembantaian di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Dia menyebut, aksi pembantaian terhadap satu keluarga tersebut merupakan tragedi kemanusiaan.
"Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya,” ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/11).