REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Seorang Akademisi Australia-Inggris, Kylie Moore-Gilbert (33) dibebaskan setelah dua tahun dipenjara di Iran atas tuduhan sebagai mata-mata. Dia berterima kasih dari lubuk hatinya kepada pendukungnya pada Selasa (1/12). Pendukungnya sangat membantunya melewati rangkaian mimpi buruk yang tidak pernah berakhir.
Dalam pernyataan pertamanya sejak tiba kembali di Australia, sarjana Timur Tengah itu mengaku benar-benar terpesona oleh upaya dari teman dan keluarga untuk menjamin pembebasannya. “Sejujurnya saya tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan kedalaman rasa terima kasih saya dan betapa tersentuhnya saya,” kata Moore-Gilbert, dilansir English Al Arabiya, Rabu (2/12).
“Itu memberi saya begitu banyak harapan dan kekuatan untuk menanggung apa yang tampak seperti mimpi buruk yang tak pernah berakhir. Kebebasan saya benar-benar kemenangan anda. Dari lubuk hatiku, terima kasih!,” ujar dia.
Moore-Gilbert dibebaskan pekan lalu dalam pertukaran untuk tiga warga Iran terkait dengan plot gagal untuk membunuh pejabat Israel di Bangkok. Dia ditangkap oleh Korps Pengawal Revolusi Islam Iran pada 2018 setelah menghadiri konferensi akademik di kota suci Qom, Iran tengah. Kemudian dia didakwa dengan spionase dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Namun, dia mengatakan tuduhannya telah dibantah.