REPUBLIKA.CO.ID, LEWOLEBA - Tim gabungan evakuasi erupsi Gunung Ili Lewotolok kembali mengevakuasi warga di delapan desa di Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Warga yang dievakuasi adalah warga yang masuk dalam zona merah.
Koordinator Tim Evakuasi Said Kopong kepada wartawan di sela-sela evakuasi di Desa Jontona, Kamis, mengatakan evakuasi itu dilakukan karena masih banyak warga yang belum mau dievakuasi dari kawasan zona merah itu. "Pagi tadi kami kembali melakukan evakuasi warga di delapan desa. Seharusnya ada sembilan tetapi satu desa warganya sudah dievakuasi," katanya.
Ia menerangkan sudah dua dari delapan desa yang warganya sudah dievakuasi. Jumlah warga yang sudah dievakuasi dari dua desa itu mencapai 22 orang dan langsung dibawa ke posko pengungsian.
Dari 22 orang itu empat orang di antaranya yang lanjut usia. Ada juga yang anak-anak dan ibu-ibu rumah tangga. "Kita akan sisir delapan desa ini. Total masih ada 151 warga di kecamatan Ile Ape Timur yang belum dievakuasi karena," jelas Said.
Ia mengatakan warga yang menolak untuk dievakuasi akan diberikan pengertian agar mau dievakuasi. Dalam operasi itu tim gabungan melibatkan TNI, Polri, Basarnas dari Kupang dan Maumere, serta bantuan dan Pemda Lembata.
Seorang warga bernama Theresia Ose warga Desa Todonara mengaku dirinya sebenarnya menolak dievakuasi. Namun karena sudah dipaksa makaia ikut saja bersama dengan dua orang anaknya.
"Bagi kami suara gemuruh-gemuruh yang sering terjadi saat ini merupakan hal biasa. Kami bingung bagaimana dengan ternak-ternak kami siapa yang akan memberikan makan," tambahnya.
Berdasarkan pantauan Antara, suasana di desa tersebut terpantau sepi karena sudah banyak warga yang sudah meninggalkan rumah. Lampu di halaman rumah juga masih terpantau menyala.