Kamis 03 Dec 2020 23:07 WIB

Ketika Bulan Terbelah Jadi Dua Buktikan Kerasulan Muhammad

Bulan terbelah sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Bulan terbelah sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Bulan terbelah sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Salah satu kisah menakjubkan dalam buku "115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW"  yaitu saat Nabi Muhammad SAW diminta seorang Raja di Syam, Habib Ibn Malik untuk membelah bulan. Atas pertolongan Allah SWT, Rasulullah pun menunjukkan salah satu mukjizatnya.

Sebelum kejadian itu, Abu Jahal mengirim surat undangan kepada Habib Ibn Malik. Lalu, sang raja bersama 12 ribu pasukannya pun berkuda menuju Makkah. Saat tiba di Kota Abtha, Abu Jahal bersama para pembesar Quraisy lainnya kemudian menyambutnya dengan memberikan budak dan perhiasan.

Baca Juga

Setelah duduk berhadapan, Habib Ibn Malik bertanya kepada Abu Jahal tentang Muhammad. “Tuan, bertanyalah tentang Bani Hasyim!” pinta Abu Jahal. Namun, Habib tetap bertanya tentang Muhammad, “Siapakah Muhammad?”.

Pembesar Quraisy yang menemui Abu Jahal lalu menjawab, “Kami mengenalnya sejak kecil sebagai orang yang jujur dan bisa dipercaya. Saat berusia 40 tahun, ia berbalik menghina dan merendahkan tuhan kami. Ia dakwahkan agama baru yang berbeda dari agama kami!”.

Lalu, Habib Ibn Malik meminta agar Rasulullah dibawa ke hadapannya dengan suka rela maupun dengan cara dipaksa. Ketika datang menemui Habib, wajah Rasulullah SAW tampak bercahaya hingga membuat Habib Ibn Malik tertegun dan berkata, “Hai Muhammad, engkau tahu bahwa setiap nabi memiliki mukjizat. Apakah kau juga memilikinya?”.

“Apa yang engkau inginkan?” tanya Rasulullah Saw.

Habib Ibn Malik lalu meminta, “Aku ingin kau membuat matahari terbenam dan bulan merendah ke bumi, terbelah menjadi dua. Kemudian bulan itu bersatu lagi di atas kepalamu dan bersaksi atas kerasulanmu! Setelah itu, bulan kembali lagi ke langit dan bercahaya seperti purnama dan selanjutnya terbenam kembali serta matahari muncul seperti sedia kala!”

Mendengar permintaan yang begitu mustahil itu, Abu Jahal pun tersenyum dan berkata, “Sungguh benar apa yang Tuan katakan! Permintaan Tuan sungguh luar biasa!”.

Lalu, Rasulullah pergi menuju Jabal Abu Qubaisy dan mendirikan shalat dua rakaat dan berdoa kepada Allah SWT. Lalu, malaikat Jibril datang dan berkata, “Assalamulaikum, ya Rasulullah. Allah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, ‘Kekasihku, janganlah kau bersedih dan bersusah hati! Aku selalu bersamamu, Pergilah temui mereka! Kuatkan hujahmu. Ketahuilah, Aku telah menundukkan matahari dan bulan juga siang dan malam’.”

Saat itu hari beranjak sore dan matahari condong ke barat hingga akhirnya terbenam di ufuk barat. Semesta diliputi kegelapan, kemudian muncul bulan purnama. Setelah bulan berada tepat di atas Rasulullah, beliau memberi isyarat dengan jarinya.

Lalu, bulan itu bergerak turun dan berhenti di hadapan beliau. Lalu, ia terbelah menjadi dua bagian. Selanjutnya, bulan berpadu lagi di atas kepala beliau dan bersaksi, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”

Setelah itu, bulan kembali naik ke Langit dan matahari muncul kembali seperti semula, karena saat itu belum datang waktunya untuk terbenam. Namun, meski Rasulullah telah menunjukkan mukjizatnya, tetap saja Abu Jahal dan para pengikutnya menanggapnya sebagai tukang sihir. Mereka tetap tak mau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement