REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dikabarkan ingin segera menyelesaikan kesepakatan pembelian 48 pesawat jet tempur Rafale dengan Prancis. Kedua negara juga disebut berniat melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pertahanan.
Hal itu dilansir dari situs berita Prancis, La Tribune, pada Jumat (4/12). La Tribune yang mengutip sejumlah sumber mengabarkan negosiasi antarkedua negara berjalan baik terkait penjualan 48 Rafale ke Angkatan Udara Indonesia.
Dalam kunjungan ke Hotel de Brienne pada 21 Oktober lalu Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto, disebut kembali menyatakan ketertarikannya pada pesawat tempur buatan Dassault Aviation itu. La Tribune juga mengungkap, Indonesia ingin kesepakatan tercapai sebelum akhir tahun.
"Sementara negosiator Prancis ingin meluangkan sedikit waktu untuk menyelesaikan kesepakatan dengan cara yang cermat," ujar sumber La Tribune.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dikabarkan tertarik untuk membeli sejumlah pesawat tempur dari luar negeri. Dia dikabarkan tertarik untuk mendatangkan pesawat jet tempur Rafale dari Prancis, pesawat yang mempu membawa berbagai senjata ampuh.
Dilansir dari laman One India, Senin (19/10), Rafale merupakan pesawat tempur jet ganda yang dapat beroperasi dari kapal induk dan pangkalan pantai. Pesawat serbaguna itu juga mampu melakukan semua misi penerbangan tempur.
Misi-misi itu, di antaranya misi air superiority dan pertahanan udara, dukungan udara jarak dekat, serangan mendalam, pengintaian, serangan antikapal, dan pencegahan nuklir. Rafale mulai beroperasi dengan Angkatan Laut Prancis pada 2004 lalu.
Kemudian dua tahun berselang, yakni pada 2006, pesawat tersebut mulai digunakan oleh Angkatan Udara Prancis. Sejak mulai beroperasi, sudah lebih dari 30.000 jam terbang yang sudah dilalui lewat berbagai pertempuran di negara Timur Tengah.
Ada tiga varian utama dari pesawat ini, yakni Rafale C versi kursi tunggal untuk basis darat, Rafale B versi kursi ganda untuk basis darat, dan Rafale M versi kursi tunggal untuk basis kapal induk.
Pesawat tempur ini disebut mampu membawa berbagai senjata ampuh. Rudal Meteor, yakni rudal udara-ke-udara jarak jauh buatan produsen rudal eropa, MBDA, dan rudal jelajah akan menjadi andalan paket senjata jet Rafale.
Meteor sendiri merupakan generasi berikutnya dari BVR air-to-air missile (BVRAAM) yang dirancang untuk merevolusi pertempuran udara-ke-udara. Senjata tersebut dikembangkan oleh MBDA untuk memerangi ancaman umum yang dihadapi Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Spanyol, dan Swedia.
Bagian Kokpit
Kokpit kaca Rafale memiliki hands-on-throttle-and-stick (HOTAS), dengan pengontrol right-handed side-stick dan left-handed throttle. Kokpit pesawat ini juga memiliki tampilan sudut pandang lebar dan avioniknya disediakan oleh Thales Avionique yang menyediakan data yang diperlukan terkait kendali pesawat dan isyarat penembakan.
Sang pilot pesawat tempur akan mendapatkan penglihatan yang dipasang di helm mereka. Di bagian kokpit ini juga terdaapat kamera dan alat perekam on-board yang merekam tampilan saat misi sedang dijalankan.
Mesin
Rafale dilengkapi dengan mesin kembar M88-II yang masing-masingnya mampu menghasilkan daya dorong kering hingga 50 kN dan 75 kN dengan afterburner. Mesin M88 ini memungkinkan Rafale untuk melakukan penjelajahan dengan membawa empat rudal dan satu tangki drop.
Pesawat juga memiliki fasilitas untuk mengisi bahan bakar antarteman yang memungkinkan satu pesawat tempur untuk meminjamkan bahan bakarnya kepada yang lain saat masih dalam pertempuran.
Persenjataan
Pesawat Rafale versi Angkatan Udara diketahui dapat membawa muatan lebih dari sembilan ton dan versi Angkatan Lautnya dapat membawa muatan hingga 13 ton. Senjata-senjata tersebut berada di jangkauan Sidewinder, Apache, Harpoon, ALARM, PGM100, Magic dan Mica.
Rafale juga dapat membawa rudal antikapal, rudal dari udara-ke-udara, rudal SCALP, dan dapat menembak sasaran di darat lebih dari 300 km. Bahkan, pesawat ini dapat membidik delapan target berbeda pada saat bersamaan.
Pesawat ini juga memiliki pod senjata ganda serta meriam 30mm yang dapat menembakkan lebih dari 2.500 peluru dalam satu menit. Burung besi itu juga dilengkapi dengan teknologi yang memungkinkan pemandu laser untuk rudal.