REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Pertahanan Iran Jenderal Amir Hatami menyatakan pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh akan mendapatkan balasan. Dia menyatakan pembunuhan ilmuwan itu tidak akan menghentikan kemajuan program nuklir Teheran tapi justru malah mempercepatnya.
"Pembunuhan ilmuwan tidak akan menghentikan kemajuan program nuklir Iran tetapi hanya akan mempercepatnya. Tanggapannya akan datang dengan pasti," kata Menteri Pertahanan ini dikutip dari Times of Israel, Senin (30/11).
Hatami mengatakan pembunuhan Fakhrizadeh akan membuat Iran lebih bersatu dan bertekad. "Untuk kelanjutan jalan Anda, kami akan melanjutkan dengan lebih cepat dan lebih banyak kekuatan," kata Hatami pada pemakaman di area luar ruangan Kementerian Pertahanan di ibu kota Iran, Teheran.
Menteri Pertahanan ini juga mengkritik negara-negara yang tidak mengutuk pembunuhan Fakhrizadeh. "Ini akan menyusulmu suatu hari nanti," ujarnya memberikan peringatan.
Pemakaman berlangsung dengan pujian terhadap Fakhrizadeh dan menyinggung kemartiran Imam Hossein, seorang tokoh suci abad ke-7 yang dihormati Muslim Syiah. Sebuah tampilan besar menunjukkan gambar Fakhrizadeh di sebelah pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei serta almarhum Jenderal Qassem Soleimani yang tewas dalam serangan udara pada Januari oleh Amerika Serikat di Baghdad, Irak. Pemakaman itu tertutup untuk umum untuk menjaga protokol kesehatan atas pandemi virus corona.
Sebagai bagian dari prosesi sebelum pemakaman, jenazah Fakhrizadeh dibawa ke tempat suci Syiah di timur laut kota Mashhad dan Qom di Iran tengah, serta tempat suci pendiri Republik Islam, Ruhollah Khomeini, di Teheran. Selain Hatami, pemakaman juga dihadiri oleh kepala Pengawal Revolusi Hossein Salami dan pemimpin Pasukan Quds Jenderal Esmail Ghaani, bersama dengan kepala program nuklir sipil Ali Akbar Sahei dan Menteri Intelijen Mamoud Alavi.