REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekretaris Rektor UGM, Gugup Kismono, menegaskan UGM memiliki sarana isolasi dan rumah singgah yang memadai untuk menampung dan menangani civitas UGM yang terpapar Covid-19.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini ada beberapa civitas UGM terpapar Covid-19 yang tengah diobservasi dan diisolasi di fasilitas yang disediakan, hingga hasil swab lanjutan telah menunjukkan hasil negatif.
"Beberapa terpapar, sedang diisolasi dan akan dilakukan swab ulang. Beberapa staf juga sudah sembuh," ucapnya, Jumat (4/12).
Berkaitan dengan informasi yang beredar melalui pesan berantai yang menyebutkan bahwa fasilitas isolasi mandiri yang disediakan UGM telah terisi penuh, Gugup menegaskan bahwa pernyataan tersebut tidak benar.
Saat ini sejumlah kamar isolasi tengah digunakan oleh sivitas UGM yang terpapar Covid-19, namun jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga banyak kamar isolasi yang tersedia tidak terisi.
Ia menjelaskan UGM memiliki sebanyak delapan unit asrama dengan kapasitas 2.617 bed. Dari jumlah itu hanya satu asrama yaitu Darmaputra yang digunakan untuk isolasi mandiri bagi internal UGM. Jumlah kamar yang digunakan 43 atau 86 bed.
"Saat ini hanya terisi 20 kamar arau 20 bed. Jadi, tidak benar asrama UGM hampir penuh untuk isolasi mandiri," kata Gugup.
Ketua Satgas Covid-19 UGM, Rustamadji, memberi klarifikasi bahwa informasi yang beredar tersebut bukan merupakan pernyataan resmi dari Satgas Covid-19 UGM. "Sarana isolasi dan rumah singgah sampai saat ini masih cukup menampung kebutuhan isolasi mandiri civitas," ungkapnya.
UGM sendiri saat ini masih menerapkan kebijakan untuk membatasi aktivitas di lingkungan kampus, termasuk dalam proses pembelajaran yang melibatkan mahasiswa. Akses masuk dan keluar kampus pun diatur dengan memperhatikan protokol kesehatan dan perkembangan situasi.