REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pekerjaan besar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) adalah akreditasi PT dan akreditasi program studi (Prodi). Akreditasi merupakan proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen perguruan tinggi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan Tridarma perguruan tinggi, untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Sehingga akreditasi merupakan “harga mati” bagi sebuah perguruan tinggi.
Hal tersebut disampaikan Direktur Diktis Kementerian Agama, Prof Dr Suyitno pada Rapat Koordinasi Bidang Akademik PTKIN di Jakarta, Jumat (4/12). Hadir pada rapat tersebut para wakil rektor/ketua Bidang Akademik PTKIN dan para kasubdit di lingkungan Diktis.
“Pekerjaan menyangkut akreditasi ini merupakan domain wakil rektor/ketua Bidang Akademik. Bisa disebut, baik atau buruknya hasil akreditasi banyak ditentukan kecakapan kerja para wakil rektor/ketua PTKIN dan jajaran di bawahnya,” tutur Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Karena itu, kata Suyitno, pihaknya berharap para wakil rektor/ketua Bidang Akademik betul-betul fokus pada akreditasi. “Karena dengan nilai akreditasi yang bagus, merupakan modal besar dalam menghadapi kompetisi pada tingkat global,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Forum Wakil Rektor/Ketua bidang Akademik PTKIN, Prof Dr Masnun menyampaikan, para wakil rektor ketua Bidang Akademik merupakan garda depan dalam sukses atau tidaknya akreditasi perguruan tinggi.
“Saya sangat setuju dengan statemen Bapak Direktur Diktis bahwa wakil rektor/ketua Bidang Akademik harus fokus pada akreditasi. Kami selalu berharap dukungan dari Diktis guna menyukseskan pekerjaan besar kita berupa akreditasi ini,” tutur wakil rektor Bidang Akademik UIN Mataram ini.
Selain membahas akreditasi, rapat koordinasi tersebut membahas berbagai hal, di antaranya persiapan pembelajaran tatap muka di perguruan tinggi, Lembaga Akreditasi Mandiri, rencana seleksi mahasiswa baru, dan isu-isu bidang akademik lainnya.